Cukup lama aku mencoba untuk memahami maksud-Mu Tuhan. Sekali
sekali kuberanikan diri untuk bertanya dan bernegosiasi, tentang sebuah atau
beberapa permintaan. Oh ya kalau aku pikir-pikir apa yang kutanyakan pada-Mu
itu nggak sepenuhnya permintaan sih, tapi juga sebuah sharing pribadi. Tanpa malu-malu
kuungkapkan semua yang ada dipikiran, hati dan jiwaku pada-Mu, termasuk tentang
suatu maksud atau pikiran jelek yang kadang muncul.
Tuhan… aku merasa tak pandai berdoa (berbicara dan mendengarkan-Mu).
Yang aku tahu adalah bahwa selama ini aku berusaha berdialog dengan-Mu dengan
cara yang aku tahu aja. Kalau doaku itu ternyata salah, mohon ajari aku doa
yang benar.
Oh ya, ngomong-ngomong, kemarin aku berjalan-jalan dan
menemukan dibanyak tikungan jalan, ada banyak ironisme yang membuatku ingin
cepat pulang dan bertanya pada-Mu. Tapi kutahan diriku dan mencoba untuk
mencari jawabnya dan memahami terlebih dahulu.
Begini ceritanya.
Ditikungan-tikungan jalan itu aku menemukan berbagai realita cinta. Henny Christina, akhirnya meninggal karena dia stress. Cintanya terpaksa putus karena ambisi orang tua yang nggak mampu ditepisnya. Dia terpaksa hidup dengan orang yang tidak dicintainya dan akhirnya meninggal setelah menderita gangguan psikologis yang membuatnya terus menerus mencaci maki ibunya dan memanggil manggil nama mantan kekasihnya. Nggak tahu gimana ceritanya, kata dokter akhirnya dia juga sakit komplikasi, lalu meninggal. Sebenarnya sejak jaman baholak, aku paling iri ma si Henny yah…. Dia cantiiiik banget, tapi akhirnya, kecantikannya sama sekali tak berbekas, kulitnya kusam dan tinggal tulang kering dibungkus kulit kusut dan keriput. Cerita lainnya adalah Len yang terpaksa menjalani hidup (sendiri) namun tak bahagia, karena kekasih hati tak menghiraukannya. Si Srintil (Ronggeng Dukuh Paruk) menjadi “gila” setelah dengan susah payah membangun kembali harapannya pada cinta si kontraktor dari Jakarta, namun kandas lagi (padahal hantaman hebat dijiwanya lewat pengalaman sebelumnya belum lagi sembuh). Nahh… ada lagi nih, si Udin. Si Udin jadi pemabok kelas bantam karena kekasihnya berlabuh kelain hati. Yang paling tragis tuh yah… si Car…na, dia nekat melemparkan dirinya dari jembatan ke-jalan tol karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Dan yang terakhir nih, si Vebe, dia terpaksa harus menjalani hidup bersama R yang tak dicintainya. Meskipun batinnya terluka dan harga dirinya serasa seperti keset kain basah, dia memilih untuk bertahan dengan lelaki yang memperkosanya, karena terlanjur hamil dan dia sadar kalo anak itu tak salah apa-apa. Busyet dah…. Realita yang aku liat itu membuat nafasku sesak tiba-tiba. Heran…. Bukannya seharusnya cinta itu mbuat orang bahagia dan hidup? Tapi kog malah sebaliknya?
Nah…. Aku pikir itu aja realitanya. Saking sesaknya dada, aku
banting setir balik arah. Maunya sih buat nyari udara seger.. Lhadalah, Masya
Allah… ternyata realitanya beda lagi. Teteng terpaksa membunuh dalam perampokan
kesekian yang dilakukannya. Sekarang terpaksa meringkuk dipenjara karna ingin
kaya didepan kekasih hatinya, padahal sebelumnya dia orang paling saleh di
RT-nya. Nasib… nasib. Beda lagi dengan si Ucup, dia sakit keras setelah
berjuang siang malam dan nggak bisa makan demi orang yang dicintainya (anak dan
istrinya). Kalo istrinya bilang “Pa…. makan dulu pa…” dia akan bilang “udah Ma…
papa dah makan” padahal??? Hanya karena dia lihat nasi di tudung saji cuma cukup
buat satu orang. HHhhhh… realita apalagi nih?
Nah satu realita yang sedikit membuatku merasa tenang dan bisa
menarik nafas lega adalah realita disebuah gubuk dipinggiran kereta api. Disana
aku ketemu Aan yang sebelumnya terkenal sebagai carok, pencopet kelas WBA dalam
sekejab berubah jadi saleeeehhhh banget. Mau tahu alasannya? Dia jatuh cinta
dengan Getha… dia pikir itu suatu hal yang tidak mungkin maka dia pendemmm aja
sekian lama. Tapi ternyata ketika dia beranikan diri untuk angkat bicara,
ternyata…. Masya Allah lagi nih Tuhan… gayung bersambut. Dannnnnn…. Udah ya
Tuhan… nggak usah aku terusin yah… wong Panjenengan juga dah tau duluan
hehhehehh…. Meski begitu kepengen aja gua cerita J. Oh ya satu lagi, ada yang terlupa,
kisahku. J nggak usah aku ceritain lagi ya
Tuhan… karena udah aku ceritain ratusan kali, mpe dinding dan udara hafal tiap
kata yang aku ungkapin, tentang rasa cinta dan harapan yang keringkan tulang,
silih beganti, kadang jadi api yang membakar semangatku.
Tuhan…. Jangan marah ya Tuhan (sori kadang2 aku berpikir Kamu akan marah kalo aku terlalu banyak nanya dan berpikir jelek), sekali lagi jangan marah ya Tuhan… kalo aku nanya “apa sih maksud-Mu dengan semua realita ini? karena aku yakin Kamu nggak akan mbiarkan semua itu tejadi hanya ingin melihat kami manusia tersiksa karena cinta. Kamu nggak akan mbiarkan semua itu terjadi hanya karena ingin mencobai kami hingga nyawa dan jiwa melayang. Jadi apa tho maksud-Mu Tuhan???”
Nah…. Pertanyaan lain lagi Tuhan…. Apakah permohonanku ini buruk Tuhan? Sebab sekian lama aku merenungkan, aku nggak menemukan keburukan dari permohonan ini. tapi barangkali aku nggak bisa lihat letak salahnya, maka aku tanyakan lagi “apa permohonan dan cinta yang ada dihatiku ini salah Tuhan???”
Hhehehehheheh…. Maaf lho Tuhan. Maafin kalo aku terlalu
banyak bacot. Udah Tanya, tanya dan tanya lagi. Udah minta, minta dan minta
lagi. Udah cerita, cerita dan cerita lagi. Kadang kadang kayak anak kecil juga.
Ngambek dan berontak ketika ngerasa tak dihiraukan dll.
Ya udah… aku dah kebanyakan cincong. Jadi sekarang giliran-Mu
deh….
Komentar
Posting Komentar