Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

30 November 2013, kuawali sebuah perjalanan baru.

30 November 2013, kuawali sebuah perjalanan baru. Ada rasa bahagia, karena kumerasa seperti burung yang akhirnya terbang mengangkasa, lepas dari sangkar emas dengan ikatan belenggu yang mencekik leher. Ada sebuah harapan yang kian bersemi mekar dalam jiwa. Sejujurnya kusadari, bahwa semua yang ada dihadapanku saat ini sebenarnya tak seperti yang kuharapkan, namun kucoba membuka hati pada realitas yang ada didepan mata. Hidup itu memang tak harus sesuai dengan apa yang kita harapkan. Setidaknya demikian pengalaman mengajariku. Kadang idealism itu penting, sebagai alasan dan patokan untuk berjuang. Namun ada kalanya kita harus membuat evaluasi, merelakan tuk melepas idealism, membuka hati dan mata jiwa untuk anugrah (grace) lain yang Gusti Allah sediakan. Mungkin itu yang dikehendaki oleh Sang Gusti Pangeran. Yang perlu kita lakukan hanya memohon bimbingan Roh-Nya “ajarlah hatiku Ya Gusti, tuk memahami jalan-jalan-Mu, agar kudapat berjalan, dijalan yang benar. Amen”

Pernahkan engkau berada dalam sebuah penantian?

Pernahkan engkau berada dalam sebuah penantian? Jika pernah ngalaminya maka kamu adalah orang yang tepat untuk mendengakan sharingku, karna engkau tahu bagaimana rasanya dan seperti apa prosesnya dan aku tak perlu menjelaskannya. Selain itu mungkin kamu orang yang tepat karena pengalamanmu bisa jadi pelajaran bagiku. Sekarang kumulai. Begini. Setelah sesi hidup yang sebelumnya, ada dua impian besar yang aku punya diawal kehidupanku. Sejauh kusadari, aku adalah seorang yang nggak mau berhenti hanya pada sebuah pengharapan atau pemikiran ini dan itu. Maka sambil berharap pada Sang Hyang Punya, aku berjuang dan berusaha mewujudkannya. Doa, puasa dan kerja keras kulakukan. Ada orang bilang berdasarkan pengalaman mereka “jika kamu percaya, berdoa dan berusaha, kamu pasti akan mendapatkannya” orang lain lagi mengatakan “jika kamu percaya dan berusaha meraih mimpimu, seluruh alam raya akan membantumu untuk mewujudkannya” dan aku sendiri juga pernah meyakini berdasarkan peng

Cinta dan Gitar/Kecapi

November 2013, sepupuku menikah di Serang-Banten. Seperti biasa ketika ada keluarga yang lagi hajatan, keluarga yang kenal, yang nggak kenal sampai yang nggak kenal lagi karena lama tak bersua pasti ngumpul. Nah… malam sebelum pesta, keluargaku dari berbagai tempat datang dan berkumpul dirumah mamatuaku. Disana aku berkenalan dengan seorang ibu (katanya dia adalah mamatua dari sepupuku, maka dia adalah mamatuaku juga). Sebelum pembicaraan berlanjut, beliau menanyakan “nih siapa?” “aku anak dari adiknya mamatua Mario mamatua. Mamaku nama kecilnya Rosintan”. “siapa tuh? Wah saya mah dah nggak kenal lagi”. setelah itu dia langsung nanyakan ma mamatua Mario “siapa tuh Rosintan, akang?”. “Itu lho.. adikku yang menikah sama si-Purba Pargitar i”. “Ooooo…. Bilang dong dari tadi… ai I do hape umakmu?! Molo I do hutanda do i” dan semua yang ngumpul disana tertawa mendengar komentar mamatua tersebut. Nah setelah itu saya mau ngelanjutkan cerita dengan sharing mama ketika beke

“GIMANA JIKA ITU TERJADI PADA-KU???”

Manusia itu memang aneh, kadang harus dipecut biar sadar. Gusti Allah itu juga kreatif, banyak cara yang Dia pake untuk nyadarin manusia. Ckckck… Memang. :) Selama kutinggal di jkt, banyak hal yang mengesan terekam dibenakku. Ada yang mengesan karena memang menakjubkan dan ada yang mengesan karena justru memprihatinkan. Aku ingin berbicara tentang sesuatu yang mengesan karena justru memprihatinkan. Tak jarang, dipinggiran jalan aku melihat orang yang duduk dan menanti belas kasihan. Mengemis dengan menadahkan tangan, ngamen, njajakan jualannya yang nggak laku-laku hingga akhirnya tangan-pun tertadah sambil mengangguk-angguk dengan wajah memelas memohon belas kasih dari setiap orang yang lewat. Hal lain adalah mengemis dengan pasif tanpa wajah memelas atau tangan tertadah. Ia hanya duduk atau tidur tak berdaya dengan kondisi memprihatinkan dipinggir jalan atau jembatan. Kadang-kadang, aku berlalu begitu saja ketika kumerasa bahwa dia sebenarnya masih kuat untuk menolo

Seseorang yang dilahirkan pada 1 Juli 1972.

Untuk seseorang yang dilahirkan pada 1 Juli 1972. Sampai sejauh ini kusadari aku sungguh menyayangimu. Tak ada orang lain yang kunanti seperti aku menantimu. Meski jawaban yang kudapatkan tak seperti yang kuharapkan, namun dihatiku tetap ada cinta yang tertuju kepada-mu. Meski diam adalah jawaban yang kudapatkan, meski kamu tak pernah menjadi milikku, namun dihatiku ada cinta yang tulus untuk-mu. Aku mencintaimu, sedalam lautan, seluas samudra, meski aku harus rela untuk tak bersatu dengan-mu. Seluruh diriku mencintai-mu, dan rasa sayangku merasuk kesetiap sel dalam darahku, dalam tulangku dalam nafasku. Seseorang yang lahir 1 Juli 1972, aku sayang pada-mu. memang aku, sungguh tak pantas untuk bersanding dengan-mu, engkau terlalu tinggi dan sempurna buatku, Namun, untuk menyayangimu, aku merasa sangat pantas, ya aku pantas untuk itu. karna kusadar, bahwa mencintaimu, menyayangimu, kutak harus bersanding dengan-mu. Tak harus memilikimu. Aku hanya i