Langsung ke konten utama

Kog yo iso lho yo?!

Tadi malam, 19 Agustus 2013. Pukul 20:00 WIB, mataku tertuju pada sebuah gambar. Gambare mas Christ dengan seorang gadis yang meletakkan kepala didada-Nya. Seakan ingin melepas semua lelah yang menggelayut dalam jiwa. Dulu aku membawa gambar itu, bukan karena suka atau ikatan emosional lain. Aku membawanya dan tetap memajangnya di altar kecil dikamarku hanya karena satu alasan, gambar itu adalah gambar kesukaan sahabatku, Reni (Handoko). Dia emang sangat dekat dengan ayahnya. Sehingga nggak heran jika dia merasakan kedekatannya dengan Allah laksana kedekatannya dengan ayahnya.
Nah kembali pada gambar tadi. Malam ini, gambar itu rasanya sangat menyentuh lubuk hatiku. Dalam diam kupandangi kedua figure itu dan merasakan ketenangan yang tercipta dihati gadis itu. Nyaman, tenang dan damai. Tanpa kusadari, ketenangan di dalam jiwanya tersalur ke nubariku, hingga tak terasa sejam sudah kuhabiskan waktu. Mata terpejam, tenang dan damai. Bersandar dalam dada “ketenangan”.
Sebuah gumpalan harap terbentuk di langit langit hati. Berharap akulah yang bersandar didada itu dan merasakan tenangnya jiwa dalam istirahat, “tidur” dalam damai.
“God…. Aku ingin tidur” kataku
Pukul 23:30 kusudahi “tidurku” dan mengulang harapku lagi “andai ada yang bersedia membuatkan gambar itu jadi sketsa dan mengganti gadis dalam pelukan-Nya menjadi gambarku. Tapi siapa yah? Bisa nggak yah?
Gambar itu kuletakkan lagi lalu merebahkan tubuhku dan terlelap hingga pagi.
Pagi sebelum berangkat nyawah (=ngantor) seperti biasa aku pamit kamarku, pada my Jesus dan foto sso yang terpajang disana. Sambil menarik daun pintu dan hendak menguncinya, pandanganku tertumpu lagi pada gambar yang tadi malam tak lekang dari hatiku. Aku masuk kamar lagi dan menatapnya sekali lagi sebelum “nyawah”
“God… kepengen punya skets dengan gambarku jadi figurnya, may I?” lalu berangkat.
Setengah harian hanyut dalam kerjaan. Setelah makan siang bareng teman aku duduk kembali didepan paculku. Dannnn…… sebuah message di HP dari 3266513 masuk.
“kalo kamu mau punya foto yang di-skets, upload aja di kronologku……., trus kalo ada angle bagus. Gratis.
Ya Tuhan…. Aku kaget setengah mati, senang banget rasanya. Tuhan Allah itu lho yo, lek ngeke’I surprise, surprise beneran ya tho. Sure aku nggak nyangka karena nggak cerita pada SIAPApun. Aku Cuma mbatin thok. Tapi kog yo iso lho yo?! Ckckkckckckkckckc… Gusti matur nuwun yo hehhehehhehe..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAPI memang AKU RINDU

Thn 2011. nama-mu sering kali disematkan padaku dan namaku disematkan pada-mu Tak heran.. karna memang kita selalu bersama, bag sepasang sendal jepit atau bag kertas dan pena. kita saling melengkapi. kadang sama-sama jelek dan sama-sama bagus. kadang saling meninggalkan namun tak lupa pulang dan saling mencari. kita pernah bergumul dalam lumpur, berkubang dalam debu bersama, Berteriak bersama, tertawa ngakak walau tanpa alasan. Kita bersama.. Saling menguatkan meski sering tak sejalan. Pertengkaran kita bagaikan perang saudara, seakan tak pernah akan akur lagi. Namun setelah sesi diam yang tak pasti waktunya, kita "bicara" lagi dan berpelukan lagi Ah.. sebenarnya aku ingin lupa denganmu. sebenarnya aku ingin lari dari hadapanmu sebenarnya aku ingin tak bertemu denganmu lagi. TAPI AKU RINDU.. Mungkinkah kedatanganmu dalam mimpiku.. ...untuk memegang tanganku lagi? ...hendak menepuk-nepuk bahuku? ... hendak memberi hati dan telingamu dan terisak lalu tertaw

JALAN INI-KAH???

Thn 2015 Waktu itu gw sedang kuliah semester akhir, pergi ke Bali, dan bertemu sahabat. disana kusampaikan segala penat dan pergumulan batin.. termasuk pertanyaan yang bercokol di pikiranku "QUO VADIS DOMINO?" Tak sengaja, ketika bertemu sahabat, bekenalan dengan sahabat baru, sesaat. Melalui kartunya (TAROT), mulai dibaca-nya jalan panjang yang akan kulalui. namun suaranya sayup, tak terdengar jelas di ingatanku, meski terdengar jelas di telingaku. Ketika jalan yang diramalkannya itu kulalui, saat itu pula terhenyak dengan jelasnya suara-nya yg waktu itu menghilang di antara deburan ombak. "Semua baik, kecuali 2 titik yang akan sangat terjal dalam perjalananmu" menyadari hal ini, pertanyaan baru muncul lagi "INIKAH YG NAMANYA TAKDIR?" mengapa bisa persis seperti yang diramalkan? apakah Usaha dan Doa tak ada pengaruhnya? Semoga aku dikarunia-i hati dan pikiran yang hening dan bening agar dapat memahami maksud-Nya yang sering kali menjadi

Cukup, Sampai di Sini Saja......

Senja ini, saat mentari kembali keperaduannya, udarapun semakin dingin. Dari pada segera tertidur, aku memilih untuk merenungkan kembali perjalanan hidupku, ingin mengenang dan bersyukur atas pengalaman dan cinta yang kuterima dari keluargaku. Alunan biola yang terdengar merdu ditelinga, membawaku pada dua anak kecil berusia 4-5 tahun, Dera dan Gina, adiknya. Mereka bermain peran anak-anakan. Bermain di pertukangan karena tak diijinkan main diluar, bermain disamping ayahnya yang sedang membuat kecapi. Dera menggendong anak yang dibentuknya dari kain sarung, bersama Gina yang berperan menjadi tetangga. Tak terasa sudah berjam-jam dia disana. Hasrat ingin melihat dunia luar dan bermain dihalaman yang luas, menjerit minta dipenuhi. Namun ketakutan sang ayah pada Paneket (paneket = pembunuh) yang dikabarkan sedang berkeliaran diluar sana membuat sang ayah bersikeras untuk tidak membiarkan Dera bermain di luar. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka mengendap-endap keluar dari pintu