Langsung ke konten utama

Postingan

Menolehlah Padaku, Walau Hanya Sejenak

7 September 1980 -7 September 2020 Tuhanku, Pandanglah aku. kemaren adalah hari ulang tahunku yang kesekian, dan seperti biasa saat merayakan HUT-ku, rasa yang muncul itu kenapa yah warnanya mesti sama. Rasa gundah, gelisah dan hampa. seperti pengulangan rasa yang sudah terjadwal. seperti biasa di hari Ultah, ada saja yang mengucapkan salam dan doa untukku. tahun ini ucapan salam itu datang dari salah seorang rekan susterku dulu. senang banget rasanya. seakan memori kehangatan yang pernah hadir dari kebersamaan saat itu mencuat kepermukaan. Tapi itu hanya sejenak, karna kenangan yang lain juga tak mau kalah, hadir secara nyata dalam hatiku. Kala itu, setelah membuat pertimbangan kuputuskan untuk meninggalkan cara hidup sebagai selibater. Maksud itu kuutarakan kepada pimpinan dan akhirnya dikabulkan, karna masing-masing punya kebebasan untuk memilih cara hidupnya. meski demikian, saya yang adalah bagian dari tubuh organisasi juga adalah saudara bagi para susterku. Sebagai saudara tentun
Postingan terbaru

JALAN INI-KAH???

Thn 2015 Waktu itu gw sedang kuliah semester akhir, pergi ke Bali, dan bertemu sahabat. disana kusampaikan segala penat dan pergumulan batin.. termasuk pertanyaan yang bercokol di pikiranku "QUO VADIS DOMINO?" Tak sengaja, ketika bertemu sahabat, bekenalan dengan sahabat baru, sesaat. Melalui kartunya (TAROT), mulai dibaca-nya jalan panjang yang akan kulalui. namun suaranya sayup, tak terdengar jelas di ingatanku, meski terdengar jelas di telingaku. Ketika jalan yang diramalkannya itu kulalui, saat itu pula terhenyak dengan jelasnya suara-nya yg waktu itu menghilang di antara deburan ombak. "Semua baik, kecuali 2 titik yang akan sangat terjal dalam perjalananmu" menyadari hal ini, pertanyaan baru muncul lagi "INIKAH YG NAMANYA TAKDIR?" mengapa bisa persis seperti yang diramalkan? apakah Usaha dan Doa tak ada pengaruhnya? Semoga aku dikarunia-i hati dan pikiran yang hening dan bening agar dapat memahami maksud-Nya yang sering kali menjadi

TAPI memang AKU RINDU

Thn 2011. nama-mu sering kali disematkan padaku dan namaku disematkan pada-mu Tak heran.. karna memang kita selalu bersama, bag sepasang sendal jepit atau bag kertas dan pena. kita saling melengkapi. kadang sama-sama jelek dan sama-sama bagus. kadang saling meninggalkan namun tak lupa pulang dan saling mencari. kita pernah bergumul dalam lumpur, berkubang dalam debu bersama, Berteriak bersama, tertawa ngakak walau tanpa alasan. Kita bersama.. Saling menguatkan meski sering tak sejalan. Pertengkaran kita bagaikan perang saudara, seakan tak pernah akan akur lagi. Namun setelah sesi diam yang tak pasti waktunya, kita "bicara" lagi dan berpelukan lagi Ah.. sebenarnya aku ingin lupa denganmu. sebenarnya aku ingin lari dari hadapanmu sebenarnya aku ingin tak bertemu denganmu lagi. TAPI AKU RINDU.. Mungkinkah kedatanganmu dalam mimpiku.. ...untuk memegang tanganku lagi? ...hendak menepuk-nepuk bahuku? ... hendak memberi hati dan telingamu dan terisak lalu tertaw

Ingin Sukses Harus Bergerak Seperti Ikan Salmon dan Hiu

Belajar dari  Ikan Salmon  oleh Bapak Tanu Sutomo (Direktur Utama IFA Dashsyat ).  Ada menu ikan masakan Jepang, ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup, saat hendak diolah untuk disajikan. Jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es. Itu sebabnya para nelayan Jepang selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan salmon-salmon tersebut tetap hidup. Meski demikian pada kenyataannya banyak salmon yang mati di dalam kolam buatan tersebut. Bagaimana cara mereka (nelayan Jepang) menyiasatinya? Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil di dalam kolam tersebut. Sungguh Ajaib..! Hiu kecil tersebut "memaksa" salmon-salmon itu terus bergerak agar jangan sampai dimangsa si hiu kecil. Akibatnya banyak ikan salmon yang tetap hidup dan jumlah salmon yang mati justru menjadi sangat sedikit! Nah, dari analogi ini kita bisa mengambil pelajaran yan

TAK ADA GADING YANG TAK RETAK

Maret 2017. kulalui dengan sebuah kegalauan besar. Saat aku mendengar sebuah ungkapan rasa marah dan kecewa. dari dia yang merasa dilukai dan dikhianati olehmu. Ntah aku harus percaya, ntah aku hanya perlu mendengarnya saja. Yang pasti kuyakini bahwa dibalik ceritanya terselip sebuah harapan untuk aku membantunya. Sempat aku bingung harus bereaksi seperti apa. lalu aku memilih untuk diam sejenak. meredakan rasa marah dan sesal yang perlahan namun pasti menggerogoti jantung hatiku. Hmmmm…. Diamku membuatmu bertanya "jangan-jangan" lalu menyimpulkan sendiri, Mungkin karena rasa takut dan rasa bersalah yang bercokol dalam dadamu atau memang kamu tak berpikir sedikitpun tentang itu karena merasa bahwa aku percaya dengan pembelaanmu. Sungguh.. Tak sanggup aku menatap wajahmu, aku takut bola mataku memancarkan emosi yang membara dihatiku. menyimpannyapun menyesakkan dadaku seperti bisul yang setiap kali bergerak terkena gesekan baju. akh

Sepasang kaki?

Satu setengah tahun Adalah waktu yang sangat singkat untuk perjalanan ini. Ibarat kehidupan karna kelahiran, usianya masih sangat balita. Masa mestinya masih masa indah dan lucu. Tapi rasanya seperti berat ngga terkira. Perjalanan ini, Seperti sebuah petualangan panjang yang harus kulalui hanya dengan sepasang kaki. terseok2, tak kutemui sebuah oase atau pancuran pelepas dahaga. Sementara panas terik matahari menyengat dikulit. Dibarengi tiupan angin kering yang membuatku merasa semakin lekas lelah. Saat itu aku menyadari bahwa semestinya ada sepasang kaki lain yang harusnya mengiringi langkahku. Tpi kmana? aku tak menemukannya. Mungkin dia berjalan seperti inginnya dan jalan yang kami lalui meski arahnya sama tapi tak sejalan. Siapa yang menciptakan jalan ini? kakikukah? atau kakinya? atau? Ntahlah.

Well Beingku Tergerus

Sudah empat bulan aku berada dalam situasi ini. Awalnya tangan kiri gw yang sakit. Sempat agak lumayan enakan, sehingga meski masih sakit tapi aku bisa paksain buat kerja, nyuci, bersih2 rumah dll. Tapi cuman kira-kira sebulanan, eh hampir dua bulanan ini tangan kananku yang sakit. Tersiksa juga gw dengan situasi seperti ini. Selama ini, meski merasa sakit, aku jarang mengeluh, sehingga orang sering ngga sadar kalo gw sedang kesakitan. Pada dasarnya aku orang yang ngga suka bergantung pada orang lain. Kalo aku bisa kerjain lebih baik aku kerjain sendiri. Tapi situasi seperti ini membuatku terpaksa bergantung pada orang lain. Sakit banget kalo dipake gerak. Coba nyuci botol minum dede aja sakit bukan kepalang. Stress banget rasanya. Aku pernah cari tau di Google.. apa penyebab pergelangan tangan sakit. Salah satunya yang paling menjurus adalah Hipotiroid. Memang dari sejak awal dokter dan orang orang dekatku dulu (Sr), sudah mengingatkan bahwa kalo orang seperti aku, yang hormon tir