·
Saat-saat
ini aku merasa tenang dan sungguh menikmati kesendirianku. Bisa dibilang, aku
merasa nyaman aja dengan hidup sendiri seperti saat ini. Kadang aku terpikir
“waduh kalo begini jangan-jangan ntar aku mang ngga akan terpikir untuk
menikah”. Memang akhir-akhir ini aku juga agak jarang nelphone mama, sehingga
pertanyaan “kapan akan menikah” tak terdengar dari mama atau eda dan
saudara-saudaraku yang lainnya. Aku mang memilih ngga telephone mereka karna
setiap kali telp aku merasakan kegelisahan mereka tentang keadaanku saat ini,
meski sebenarnya aku sendiri yang njalani merasa lebih baik hidup seperti saat
ini. Setidaknya hingga saat ini aku merasa seperti itu.
·
Nah,
malam ini, tepat pukul 21:17 WIB, aku telephone mama untuk sekedar say hello
dan nanyain kaba. Ternyata sebelumnya beliau dah tidur dan terbangun karna
telephone-ku.
·
“hello
ma.. mama dah tidur tho” demikian aku ngawali perbincangan malam ini. Karna
ngga ingin ngganggu tidur mama aku berniat segera mengakhiri pembicaraan “ya
udah ya ma.. lanjutin tidur aja, sorri nggaggu, telp malam-malam”
·
Awalnya
aku senang mama ngga nanya macam-macam soal aku. ehh ternyata masih ada
lanjutannya “dang muli dope ho inang?” Tanya mama dan aku gelagapan dan
berusaha agar suaraku tetep netral meski sebenarnya aku sungguh bingung
nanggapinnya.
·
Sebenarnya
bukan Cuma mama, saudara-saudaraku yang lain juga udah ngerasa bingung dengan
keadaanku saat ini karena memang usiaku yang ngga muda lagi. bahkan secara gamblang mama bilang “nungga matua ho boru”
Setelah telephone malam
itu aku termenung dan hanya bisa mbatin “ma… bukannya aku ngga mau nikah ma,
tapi harus bagaimana? Mungkin jodohku masih jauh atau Tuhan punya rencana lain
tentangku” sebenarnya aku kpengen bilang ma mama “ma… jangan ndesak aku nikah
dong. Saat nih aku menikmatin status single-ku dan kayaknya ingin njalani hidup
seperti ini aja. Hatiku ngga bisa beralih kelain hati ma” Tapi ungkapan itu
ngga terungkap dari bibirku. Biarlah. Tuhan tahu yang terbaik buat aku. hm…
kadang-kadang aku bingung juga “apa aku dah dah mati rasa atau masaku dah lewat
yah? Rasanya ngga tertarik buat mikir cari pengganti lagi. nggak tertarik mbuka
hati buat yang lain. Hatiku dah terpaut pada seseorang dan ngga ingin berpindah
ke lain hati. Mati rasakah aku?
Komentar
Posting Komentar