Andai di dunia ini ada alat ukur yang bisa dipakai untuk menyelami hati, aku ingin mbelinya dan memberikannya padamu, agar kamu tau bahwa tak ada dusta dihati. Satu hal yang aku inginkan hanya mendapatkan kepercayaan darimu. Karena semua yang kamu pikirkan adalah kebenaran mutlak untukmu. Meski aku tau bahwa tak ada dusta dan kepalsuan dalam hatiku dan bahwa memang sebenar benarnya aku mencintaimu apa adanya, tak ada perselingkuhan atau pertemuan tersembunyi antara aku dan dia yang pernah hadir dalam hatiku. Namun kamu selalu curiga, maka aku pilih untuk break sementara waktu. Aku pikir semua itu adalah waktu untuk kita namun ternyata engkau menutup pintu itu untuk selamanya. Sekarang biarlah hidup aku lalui seperti ini. Seorang diri. Biarlah engkau hidup dengan kepercayaan yang mas punya bahwa aku adalah pendusta yg penuh kemunafikan. Tak ada guna memaksakan diri untuk mempercayaiku. Mungkin mas berpikir bahwa aku sedang mencoba menjalin relasi lagi dengan orang lain atau mencari seseorang yang lain. Tapi mas salah besar karna aku lebih memilih sendiri daripada mencari yang lain. Pada akhirnya jika hatimu mang bisa melihat, engkau akan melihat kebenaran itu.
Jika aku ditanya, aku ingin pintu itu terbuka kembali. aku ingin masuk dan tak keluar lagi. Namun semua sudah terlambat karna pintu sudah tertutup. so apapun yang terjadi semuanya hanya sebuah harapan yang ngga pernah ada ujung pangkalnya. namun aku akan menunggu, mengetuk dan berharap barangkali ada mujizat kesempatan "mbok mnowo tiba tiba ada malaikat yang mengtuk hatimu untuk membuka kembali pintu itu untuk skejap. aku kangen padamu mas. aku sayang padamu dan aku ingin pulang. Selamanya.
Komentar
Posting Komentar