Langsung ke konten utama

Setelah Kusadari….



God…. Sejujurnya seperti yang sudah ratusan kali aku bilang pada-Mu, aku mendambakan suatu hal yang muncul dengan indah dalam hatiku, yaitu rasa cinta yang bersemi dalam hati. Awalnya aku sungguh berjuang untuk mendapatkan cinta itu karena ‘what ever I am and how ever I am… aku pantas untuk berharap dan mendapatkan cintaku’. Aku pantas untuk dicintai dan aku berjuang untuk itu. Aku nggak mau menyesal karena hanya berharap namun tak berjuang. That’s why, aku berjuang untuk itu. Btw, suatu hari di awal bulan Juli, salah seorang temen yang tahu kalo aku demen sso, give comment  “wah… dia mah lebih segalanya dari kamu. Koq rasanya kamu nggak ada apa-apanya dibanding dengan dia. Dia cakep banget… terus posting statusnya itu kan pake Smartphone. Lha kamu? Hehheheh.. HP jadul cui ahhahha….” Kami berdua tertawa ngakak. Namun dalam hati aku setuju juga ma dia “iya yah… hehhehe…. Beneran aku sangat jauh dari dia. Dari segi pengalaman kerja, financial, popularitas dan rupa, dan semuanya. kalah telak. Kayak sipungguk merindu bintang” nggak ada sesuatupun yang bisa aku banggain dihadapan dia. Tapi bagaimanapun aku tetep layak dicintai, dan aku berharap untuk mendapatkan cinta itu. Untuk itu aku harus berjuang, tanpa menggangu dia. Mungkin suatu waktu aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, mungkin juga tidak. Iyup. Tapi aku akan berjuang keras, untuk hidupku. Sementara ini aku juga nggak akan ngganggu dia karena aku bener2 cinta dia. Moga Engkau juga membantuku untuk menjalani hidupku dengan tenang. Amin.
Oh ya God… sejujurnya aku paling nggak suka kalo ngumpul ma halak hita. Pusing. Tiap kali ngumpul (ngobrol) mesti nanyain “udah nikah lum? Kenapa? Cepet2lah kau nikah, nggak usah terlalu pilih-pilihlah kau ito”. What??? Nggak usah terlalu pilih-pilih? Ahahahah…. Huh… capek deh. Biasanya aku nggak mau nanggapin pertanyaan dan saran itu. so, aku just mbatin aja “aku nggak akan nikah. Aku cuma cinta ma sso dan lebih baik nggak nikah kalo nggak dengan dia”. Tentu saja komentar itu hanya ada dihatiku, karena jika itu terungkap, yang ada pasti pertentangan dan komentar panjang lebar yang nggak ada habis-habisnya.
Kadang, jika (setelah) kusadari mungkin nggak bijak juga dengan keputusan ini, karena hidupku bukan hanya milikku sindiri. Hidupku juga milik keluarga terutama mama dan papa yang pasti berharap dan sedih juga jika ngerasa kalo aku nggak laku. Padahal sebenarnya bukannya nggak laku. Karena ada bbrp orang yang suka juga denganku. Hanya saja, nggak ada getar cinta dalam hati. Mati rasa kali akunya atau hatiku tertinggal di hati orang lain, atau tertingal dimasa lalu. Sejujurnya aku membuka hati dan mencoba belajar untuk mencintai seseorang yang katanya cinta ma aku. Tapi terus terang, nggak bisa Bro. so ya udah God. Seperti tadi aku bilang “mungkin suatu waktu aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, tapi mungkin juga nggak” up to You-lah God. Aku akan belajar menikmati hidupku dan berjuang untuk hidup yang bisa dibanggakan. Dengan kata lain, berjuang untuk menjadikan hidup ini berarti bagiku, bagi orang lain terutama bagi-Mu.
Dan God… setelah kusadari… hidup ini hanya sekali. Dan segala sesuatu ada kemungkinannya. Nggak semuanya harus sesuai dengan apa yang aku harapkan dan aku butuhkan. As some one says “Mungkin aku akan mendapatkannya, tapi mungkin juga tidak”. Satu yang pasti, kehilangan-Mu membuatku klepak klepek and then… die. And I do not wan’t that again. That’s all. J.. God…. Thank You yah J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan setahun, tahun lalu- hingga tanggal ini tahun ini

     Genap setahun aku menjalani hidup ini, di dunia yang berbeda dengan yang sebelumnya. Jika harus menyimpulkan dengan satu kata aku mengalami masa setahun ini dengan masa galau tingkat tinggi. Kegalauan ini terutama berkaitan dengan pengalaman perjalanan hati di dua periode. Periode pertama dan kedua sama-sama mengenaskan. Periode pertama ceritanya begini. Kusadari bahwa ada rasa cinta pada seseorang. Jiwa dan raga, seluruhnya terarah padanya. Namun ternyata aku hanya berbicara pada telinga yang tertutup, hati yang beku dan bisu. Aku berteriak pada batu karang. Pintu yang kuketuk ngga ada penghuninya, namun hatiku masih bilang “ia ada dirumah, ia hanya belum dengar suaraku” namun semakin keras memanggil, semakin kuat pintu itu terkunci. Suaraku akhirnya parau dan aku kehabisan tenaga, lelah jiwa dan raga. Seperti anak-anak, yang memanggil-manggil mamanya, namun tak didengar, aku sedih, marah dan berontak. Semua kuanggap sampah dan tak berarti. Tak ada harapan, ...

Perjalanan II

29 Juni 2014. Karna baru bisa tidur setelah subuh, maka hari ini Icha bangun siang. Waktu telah menunjukkan pukul 09:30 WIB, saat Icha terjaga dari tidurnya. Mungkin jika telephone selulernya tak berbunyi ia masih terlelap dalam tidurnya. Untung hari ini adalah hari libur jadi bangun siang tak jadi soal. Setelah menyegarkan diri dengan mandi dan minum susu segelas, Icha berniat hendak meditasi. Diambilnya sikap duduk yang enak dan mulai menjelajah di-alam kesadaran yang dalam (meditasi). Ketika nafas telah tenang, mata terpejam, dipersilahkannya sang Khalik berbicara. Namun ia terperanjat ketika peristiwa yang membangunkannya dari tidur tadi malam, ternyata hadir kembali dengan nyata dalam peziarahannya siang ini. Setelah ditanyakannya pada ruang batin, ia dibawa kembali pada rasa takutnya pada peristiwa mencekam dihari sebelumnya. Dan……… lalu gelap. Perlahan Icha membuka mata, diakhirinya meditasi siang ini. Ia mulai memasak dan bergegas hendak ke gereja.   Sekem...

Pejalanan III

1 Juli 2014 Semesta.. aku ingin bercerita tentang perjalanan hari ini. Tadi malam aku bermimpi lagi. Dalam mimpi itu ada adegan yang temanya “mau kondangan”. Ada mama, adekku (mama Togi), ka Puninta dan beberapa keluarga dekat lainnya. Kami semua sedang berkemas, dandan, mau pergi kondangan. Bajunya warna dominan hijau, warna yang aku suka. Dandananku sangat sederhana namun aku suka. Sedangkan yang lainnya termasuk mama, semuanya dengan polesan bedak yang lumayan tebal, tapi pucat, sampai aku agak-agak kesulitan untuk mengenali mereka. “sebentar… aku coba ngeliat kalian satu persatu dulu, biar ntar aku bisa ngenalin kalian satu persatu” ujarku sambil tertawa namun serius. Tiba-tiba ketika acara dandan masih berlangsung, hujan deras turun dan aku harus naik perahu untuk pergi kesuatu tempat, mencari sesuatu (bekal perjalanan, kurang jelas apa itu), setelah itu kembali lagi ketempat mama dan yang lainnya, dan mereka masih disana. Lalu kami berangkat dengan kendaraan, ngga jelas ...