Sore ini, aku pulang dari kantor
tepat pukul 18:00 WIB. Tak seperti biasanya warung mpok Saroh tutup. Suasana
lengang dan sepi. Warga tetangga sebelah mungkin lagi dines malam dan
tetangga-tetangga lainnya ntah kemana. Yang ada hanya suasana sore yang sepi.
Lampu tangga dan lorong lantai 2 masih padam, hanya ada bias cahaya lampu
gedung serta lampu jalan raya dikejauhan yang membuat suasana sedikit terang.
Setelah lampu tangga dan lorong kunyalakan, kubuka pintu dan kunyalakan semua
lampu kamar dan kamar mandi. Tak lama berselang, terdengar suara motor datang
dan berhenti di depan warung mpok. Terdengar juga pintu troli warungnya dibuka
dan mendadak suasana menjadi ramai.
Suasana ini membuatku tersadar dari
ketidak sadaranku. Selama ini aku menganggap bahwa mpok Saroh, suara tawa dan
kelakar tetangga yang ramai, kuanggap hal yang biasa saja. Namun setelah
merasakan suasana sepi mencekam sore ini, barulah aku sadar betapa mestinya aku
bersyukur pada Allah, ada orang Betawi disekelilingku, yang kalo ngomong saking
semangatnya terdengar seperti orang marah-marah. Mestinya aku berterima kasih
pada mereka karna kehadiran mereka membuatku merasakan adanya geliat kehidupan
yang membuatku merasa aman dan nyaman. Dan mestinya aku bersyukur pada Allah
karna mereka semua menjagadan menerimaku sebagai tetangga dan saudara.
Komentar
Posting Komentar