Langsung ke konten utama

Tak bisa ngubah seseorang dengan cara menolaknya

Aku pergi ke Batam cuma karena satu alasan. kpengen jauh sementara waktu dari kekasih yang aku cintai. kalo ndak.... alamat aku sudah harus nikah setahun setelah tamat SMU.
rasanya hari hariku berjalan sangat lambat dan aku bosan. kangen, tapi biarin aja. aku masih ingin menjadi lajang. :D
---------------------------------------------------------------------------

2 februari 2001.
minggu ini aku kerja dines malam, kerja mulai dari jam 8 malam sampai jam 8 pagi, malas ngeliat tingkah 2 teman di kos-kosan aku milih untuk nggak tidur, tapi ngelancong ngitari keringnya pemandangan Muka Kuning. ngerasa gerah dan mulai bosan aku duduk di taman PT, mulai ngeluarin buku chicken soup for the soul, salah satu buku kesukaanku. pengennya sendiri eeehhhh ternyata ada cowok berkulit coklat datang mendekat, gayanya nyantai, kesannya urakan dan nggak peduli ma orang. huh ngapain sih orang nih, nggak tahu apa orang kpengen sendiri malah dideketin" gumamku dalam hati.

"kenalan dong"
dia nyodorkan tangannya santai, nggak peduli dengan pandangan nggak senang yg sengaja kupasang.
"Atta" jawabanku singkat dan langsung beralih ke buku didepanku
"dari mana"
"dari rumah"
"maksudnya asalnya"
"Medan"
"lha tinggale mang dimana"
"Piayu"
"tinggal diperumahan tnjung biru?"
"bukan, aku tinggal di Anggrek. tepatnya di Angrek 2 lantai 5 kamar 23. ku satu kamar bertiga ma temen yg baru ketemu bulan lalu, tapi kami kerja ditempat berbeda. aku di TEAC, mereka di PT lain..." hm.... tak terasa akhirnya kami dah ngobrol cukup lama. aku juga dah ngantuk. jadi aku minta diri untuk pulang.

8 Februari 2001.
dia datang keapartemen tempat tinggalku. nggak langsung ke kamarku tapi main di kamar kosong gedung sebelah. yang kalo dipasang galah bisa nyampe dikamarku. hm... untung yang liat dia duluan aku, bukan temenku. coba kalo temenku yg liat pasti dikirain rampok atau berandalan yang mau nyabotase isi rumah.

"woiii... bro ngapain kamu disitu?"
"cuma kpengen ngecek, apa yg kamu bilang itu beneran pa gak... ternyata kamu bener. makasih" jawabnya cuek, lalu pergi. seminggu kemudian dia datang lagi, datang lagi dan datang lagi. 
nggak nyangka, akhirnya kami menjadi teman bahkan menjadi sahabat.
dia sahabatku, yang menurutku adalah orang yang sangat mengenal aku luar dalam. kami tak selalu berbincang mesra, kadang kemarahanku kuungkapkan padanya, kadang aku dimarahin dan dinasehatinya. kadang kami menghabiskan waktu berbincang2 sampai larut malam, tapi kadang- kadang menghilang beberapa minggu atau satu dua bulan, abis tuh nongol lagi. hahahhah... kalo ingat itu rasae kpengen tertawa aja ngeliatnya.

dia jadi seperti saudara bagiku. orang pikir kami pacaran dan kata mereka kami pasangan yang serasi. tapi kami hanya berteman. tak ada yg serius diantara kami. hanya memang kebetulan dia laki-laki dan aku perempuan.

Februari 2003.
aku harus pergi dari Batam... kami masih tetap sama. tak ada yang istimewa palam persahabatan kami. tapi aku menyadari bahwa sangat banyak hal yang berubah dalam diriku karna perjumpaan dengannya. dua tahun bersama dia. dan aku harus pergi. aku tak minta alamatnya, dia juga sama. hanya berjanji saling mendoakan.

perjumpaan yang tidak terlalu lama. tapi aku benar-benar berubah dalam memandang dunia dan persahabatan. laki laki dan perempuan bisa menjadi sahabat, tanpa mengubah hubungan menjadi sepasang kekasih. tak bisa menilai seseorang dari penampilannya. orang yang kelihatan urakan seperti preman terminal punya hati yang mulia laksana seorang guru. domba dan singa juga bisa bersahabat, seorang ulama bisa bersahabat dengan pelacur, seperti YESUS yang juga bersahabat sangat baik dengan pendosa besar, tanpa memaksanya untuk berubah. karena persahabatan dan penerimaan apa adanya, itu yang akan mengubah. Thanks bro.... thanks to be my bestfriend

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAPI memang AKU RINDU

Thn 2011. nama-mu sering kali disematkan padaku dan namaku disematkan pada-mu Tak heran.. karna memang kita selalu bersama, bag sepasang sendal jepit atau bag kertas dan pena. kita saling melengkapi. kadang sama-sama jelek dan sama-sama bagus. kadang saling meninggalkan namun tak lupa pulang dan saling mencari. kita pernah bergumul dalam lumpur, berkubang dalam debu bersama, Berteriak bersama, tertawa ngakak walau tanpa alasan. Kita bersama.. Saling menguatkan meski sering tak sejalan. Pertengkaran kita bagaikan perang saudara, seakan tak pernah akan akur lagi. Namun setelah sesi diam yang tak pasti waktunya, kita "bicara" lagi dan berpelukan lagi Ah.. sebenarnya aku ingin lupa denganmu. sebenarnya aku ingin lari dari hadapanmu sebenarnya aku ingin tak bertemu denganmu lagi. TAPI AKU RINDU.. Mungkinkah kedatanganmu dalam mimpiku.. ...untuk memegang tanganku lagi? ...hendak menepuk-nepuk bahuku? ... hendak memberi hati dan telingamu dan terisak lalu tertaw

Cukup, Sampai di Sini Saja......

Senja ini, saat mentari kembali keperaduannya, udarapun semakin dingin. Dari pada segera tertidur, aku memilih untuk merenungkan kembali perjalanan hidupku, ingin mengenang dan bersyukur atas pengalaman dan cinta yang kuterima dari keluargaku. Alunan biola yang terdengar merdu ditelinga, membawaku pada dua anak kecil berusia 4-5 tahun, Dera dan Gina, adiknya. Mereka bermain peran anak-anakan. Bermain di pertukangan karena tak diijinkan main diluar, bermain disamping ayahnya yang sedang membuat kecapi. Dera menggendong anak yang dibentuknya dari kain sarung, bersama Gina yang berperan menjadi tetangga. Tak terasa sudah berjam-jam dia disana. Hasrat ingin melihat dunia luar dan bermain dihalaman yang luas, menjerit minta dipenuhi. Namun ketakutan sang ayah pada Paneket (paneket = pembunuh) yang dikabarkan sedang berkeliaran diluar sana membuat sang ayah bersikeras untuk tidak membiarkan Dera bermain di luar. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka mengendap-endap keluar dari pintu

JALAN INI-KAH???

Thn 2015 Waktu itu gw sedang kuliah semester akhir, pergi ke Bali, dan bertemu sahabat. disana kusampaikan segala penat dan pergumulan batin.. termasuk pertanyaan yang bercokol di pikiranku "QUO VADIS DOMINO?" Tak sengaja, ketika bertemu sahabat, bekenalan dengan sahabat baru, sesaat. Melalui kartunya (TAROT), mulai dibaca-nya jalan panjang yang akan kulalui. namun suaranya sayup, tak terdengar jelas di ingatanku, meski terdengar jelas di telingaku. Ketika jalan yang diramalkannya itu kulalui, saat itu pula terhenyak dengan jelasnya suara-nya yg waktu itu menghilang di antara deburan ombak. "Semua baik, kecuali 2 titik yang akan sangat terjal dalam perjalananmu" menyadari hal ini, pertanyaan baru muncul lagi "INIKAH YG NAMANYA TAKDIR?" mengapa bisa persis seperti yang diramalkan? apakah Usaha dan Doa tak ada pengaruhnya? Semoga aku dikarunia-i hati dan pikiran yang hening dan bening agar dapat memahami maksud-Nya yang sering kali menjadi