Langsung ke konten utama

"Fight Pure... Fight"

            Aku punya pengalaman. gini. setelah kuamat-amati yah.... kalo mataku kedutan (berdenyut) dibagian manapun aku nggak apa-apa. tapi saat mata kiri bagian bawah yang berdekatan ma idung yang kedutan, alamat aku pasti nangis. mungkin hari itu, mungkin besoknya, tapi paling lambat dalam jangka wktu 2 hari itu aku pasti nangis. ketika aku mengenali gejala itu, aku mulai mensiasatinya dengan  mensugesti diri sendiri "tidak. aku tidak boleh menangis. aku nggak mau menangis". dan berhasil.         aku pikir cara itu sudah tepat.
           Tiba-tiba salah seorang teman seperjalananku berkata "Sis... akan lebih baik jika gejala itu muncul lagi, coba ungkapkan dengan kalimat positif "aku akan tetap semangat hari ini" kalimat positif yang akan direkam oleh batin kita bukan kalimat negatifnya tapi kalimat positif, sehingga akan mengalir energi positif.
"hm.... coba ah"
            setelah perbincangan itu aku memang belum pernah mengalami kedutan dimata lagi, tapi anjuran untuk "mengungkapkan kalimat positif agar energi positif yang terekam di batin" itu terngiang-ngiang ditelingaku dan aku mulai mencoba mensugesti diri kala hati mulai cemas tentang perjalanan hidup hari itu "Fight Pure.. Fight. Kamu pasti bisa :D"
dan...................... aku bisa. dengan selalu menyemangati diri dan mencoba memadukan harapan dengan jiwa, aku lebih HIDUP dlm MENGHIDUPI HIDUPku.

So..... "Fight Pure... Fight" :D. Sip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAPI memang AKU RINDU

Thn 2011. nama-mu sering kali disematkan padaku dan namaku disematkan pada-mu Tak heran.. karna memang kita selalu bersama, bag sepasang sendal jepit atau bag kertas dan pena. kita saling melengkapi. kadang sama-sama jelek dan sama-sama bagus. kadang saling meninggalkan namun tak lupa pulang dan saling mencari. kita pernah bergumul dalam lumpur, berkubang dalam debu bersama, Berteriak bersama, tertawa ngakak walau tanpa alasan. Kita bersama.. Saling menguatkan meski sering tak sejalan. Pertengkaran kita bagaikan perang saudara, seakan tak pernah akan akur lagi. Namun setelah sesi diam yang tak pasti waktunya, kita "bicara" lagi dan berpelukan lagi Ah.. sebenarnya aku ingin lupa denganmu. sebenarnya aku ingin lari dari hadapanmu sebenarnya aku ingin tak bertemu denganmu lagi. TAPI AKU RINDU.. Mungkinkah kedatanganmu dalam mimpiku.. ...untuk memegang tanganku lagi? ...hendak menepuk-nepuk bahuku? ... hendak memberi hati dan telingamu dan terisak lalu tertaw

Cukup, Sampai di Sini Saja......

Senja ini, saat mentari kembali keperaduannya, udarapun semakin dingin. Dari pada segera tertidur, aku memilih untuk merenungkan kembali perjalanan hidupku, ingin mengenang dan bersyukur atas pengalaman dan cinta yang kuterima dari keluargaku. Alunan biola yang terdengar merdu ditelinga, membawaku pada dua anak kecil berusia 4-5 tahun, Dera dan Gina, adiknya. Mereka bermain peran anak-anakan. Bermain di pertukangan karena tak diijinkan main diluar, bermain disamping ayahnya yang sedang membuat kecapi. Dera menggendong anak yang dibentuknya dari kain sarung, bersama Gina yang berperan menjadi tetangga. Tak terasa sudah berjam-jam dia disana. Hasrat ingin melihat dunia luar dan bermain dihalaman yang luas, menjerit minta dipenuhi. Namun ketakutan sang ayah pada Paneket (paneket = pembunuh) yang dikabarkan sedang berkeliaran diluar sana membuat sang ayah bersikeras untuk tidak membiarkan Dera bermain di luar. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka mengendap-endap keluar dari pintu

JALAN INI-KAH???

Thn 2015 Waktu itu gw sedang kuliah semester akhir, pergi ke Bali, dan bertemu sahabat. disana kusampaikan segala penat dan pergumulan batin.. termasuk pertanyaan yang bercokol di pikiranku "QUO VADIS DOMINO?" Tak sengaja, ketika bertemu sahabat, bekenalan dengan sahabat baru, sesaat. Melalui kartunya (TAROT), mulai dibaca-nya jalan panjang yang akan kulalui. namun suaranya sayup, tak terdengar jelas di ingatanku, meski terdengar jelas di telingaku. Ketika jalan yang diramalkannya itu kulalui, saat itu pula terhenyak dengan jelasnya suara-nya yg waktu itu menghilang di antara deburan ombak. "Semua baik, kecuali 2 titik yang akan sangat terjal dalam perjalananmu" menyadari hal ini, pertanyaan baru muncul lagi "INIKAH YG NAMANYA TAKDIR?" mengapa bisa persis seperti yang diramalkan? apakah Usaha dan Doa tak ada pengaruhnya? Semoga aku dikarunia-i hati dan pikiran yang hening dan bening agar dapat memahami maksud-Nya yang sering kali menjadi