Langsung ke konten utama

Treasure


Pada suatu hari dalam perjalanan hidupku,
kutemukan sebuah harta istimewa, bungai rampai kehidupan.
kata orang itu adalah anugerah.
bunga itu namanya cinta.

Aku menyadarinya ketika kurasa kehadirannya menggangguku.
Tumbuh disudut hati.
dan menurutku itu bukan musim yang pas untuk bunga seperti itu.

sebenarnya bunga itu indah, dan aku suka warnanya,
aromanya dan rasanya.
namun satu hal yang membuatku terganggu adalah waktu dan tempat  tumbuhnya.

berbagai cara kulakukan untuk membasminya, karena aku ingin nyaman.
tak ingin  terganggu karena melihatnya, karena rasa cemas dan gelisah yang ditimbulkannya.
kadang-kadang aku sengaja menimbunnya, atau memaksa mataku untuk tidak melihatnya.
kadang kadang aku sengaja menggali pinggirannya
dan membiarkannya kering tanpa air, tanpa sinar matahari.
Aku ingin MENGABAIKANNYA.
namun pesonanya membuatku tak berdaya.
semakin keras upayaku, semakin kuat akar-akarnya merambah seluruh tanah hatiku. 
dan aku semakin kehabisan tenaga. aku MENYERAH
"wes... Karep-MU"
dalam kegundahan dan kegalauan, aku mencoba duduk disisi bunga itu.
aku merasakan aromanya, melihat keindahan kelopaknya, warnanya, bentuknya, semuanya.
Thanks God For This all. Amen
aku membiarkan hatiku menikmatinya dan sungguh-sungguh menikmatinya.
kemudian seperti dengan seorang sahabat aku mengadakan klarifikasi dengannya.
kuungkapkan semua galau dan resah yang timbul karenanya.
kuungkapkan semua kekecewaan dan harapku yang tak terpenuhi karenanya.
dan kutumpahkan semuanya, bagaikan pupuk yang tak pernah kutaburkan padanya, meski aku tahu ia membutuhkannya.
kucurahkan sampai semuanya tertumpah dan dia tak bicara apa-apa.

setelah semuanya itu
"aku menjadi bebas, meski galau kadang menghampiri"
hadirnya ternyata menjadi sebuah kenderaan, untuk masuk ke puri hati, kesudut hati yang terdalam, tempat yang jarang kukunjungi.
tempat dimana, ternyata, tersimpan segudang harta karun yang kuabaikan selama ini.
ntar yo..... ta buka dulu (ntar aku sharingn lagi :D)

Thanks Bunga rampai. Mauliate godang :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan setahun, tahun lalu- hingga tanggal ini tahun ini

     Genap setahun aku menjalani hidup ini, di dunia yang berbeda dengan yang sebelumnya. Jika harus menyimpulkan dengan satu kata aku mengalami masa setahun ini dengan masa galau tingkat tinggi. Kegalauan ini terutama berkaitan dengan pengalaman perjalanan hati di dua periode. Periode pertama dan kedua sama-sama mengenaskan. Periode pertama ceritanya begini. Kusadari bahwa ada rasa cinta pada seseorang. Jiwa dan raga, seluruhnya terarah padanya. Namun ternyata aku hanya berbicara pada telinga yang tertutup, hati yang beku dan bisu. Aku berteriak pada batu karang. Pintu yang kuketuk ngga ada penghuninya, namun hatiku masih bilang “ia ada dirumah, ia hanya belum dengar suaraku” namun semakin keras memanggil, semakin kuat pintu itu terkunci. Suaraku akhirnya parau dan aku kehabisan tenaga, lelah jiwa dan raga. Seperti anak-anak, yang memanggil-manggil mamanya, namun tak didengar, aku sedih, marah dan berontak. Semua kuanggap sampah dan tak berarti. Tak ada harapan, ...

Perjalanan II

29 Juni 2014. Karna baru bisa tidur setelah subuh, maka hari ini Icha bangun siang. Waktu telah menunjukkan pukul 09:30 WIB, saat Icha terjaga dari tidurnya. Mungkin jika telephone selulernya tak berbunyi ia masih terlelap dalam tidurnya. Untung hari ini adalah hari libur jadi bangun siang tak jadi soal. Setelah menyegarkan diri dengan mandi dan minum susu segelas, Icha berniat hendak meditasi. Diambilnya sikap duduk yang enak dan mulai menjelajah di-alam kesadaran yang dalam (meditasi). Ketika nafas telah tenang, mata terpejam, dipersilahkannya sang Khalik berbicara. Namun ia terperanjat ketika peristiwa yang membangunkannya dari tidur tadi malam, ternyata hadir kembali dengan nyata dalam peziarahannya siang ini. Setelah ditanyakannya pada ruang batin, ia dibawa kembali pada rasa takutnya pada peristiwa mencekam dihari sebelumnya. Dan……… lalu gelap. Perlahan Icha membuka mata, diakhirinya meditasi siang ini. Ia mulai memasak dan bergegas hendak ke gereja.   Sekem...

Pejalanan III

1 Juli 2014 Semesta.. aku ingin bercerita tentang perjalanan hari ini. Tadi malam aku bermimpi lagi. Dalam mimpi itu ada adegan yang temanya “mau kondangan”. Ada mama, adekku (mama Togi), ka Puninta dan beberapa keluarga dekat lainnya. Kami semua sedang berkemas, dandan, mau pergi kondangan. Bajunya warna dominan hijau, warna yang aku suka. Dandananku sangat sederhana namun aku suka. Sedangkan yang lainnya termasuk mama, semuanya dengan polesan bedak yang lumayan tebal, tapi pucat, sampai aku agak-agak kesulitan untuk mengenali mereka. “sebentar… aku coba ngeliat kalian satu persatu dulu, biar ntar aku bisa ngenalin kalian satu persatu” ujarku sambil tertawa namun serius. Tiba-tiba ketika acara dandan masih berlangsung, hujan deras turun dan aku harus naik perahu untuk pergi kesuatu tempat, mencari sesuatu (bekal perjalanan, kurang jelas apa itu), setelah itu kembali lagi ketempat mama dan yang lainnya, dan mereka masih disana. Lalu kami berangkat dengan kendaraan, ngga jelas ...