Langsung ke konten utama

Well Beingku Tergerus

Sudah empat bulan aku berada dalam situasi ini. Awalnya tangan kiri gw yang sakit. Sempat agak lumayan enakan, sehingga meski masih sakit tapi aku bisa paksain buat kerja, nyuci, bersih2 rumah dll. Tapi cuman kira-kira sebulanan, eh hampir dua bulanan ini tangan kananku yang sakit. Tersiksa juga gw dengan situasi seperti ini. Selama ini, meski merasa sakit, aku jarang mengeluh, sehingga orang sering ngga sadar kalo gw sedang kesakitan.

Pada dasarnya aku orang yang ngga suka bergantung pada orang lain. Kalo aku bisa kerjain lebih baik aku kerjain sendiri. Tapi situasi seperti ini membuatku terpaksa bergantung pada orang lain. Sakit banget kalo dipake gerak. Coba nyuci botol minum dede aja sakit bukan kepalang. Stress banget rasanya.

Aku pernah cari tau di Google.. apa penyebab pergelangan tangan sakit. Salah satunya yang paling menjurus adalah Hipotiroid. Memang dari sejak awal dokter dan orang orang dekatku dulu (Sr), sudah mengingatkan bahwa kalo orang seperti aku, yang hormon tiroidnya sudah diangkat semua, ngga boleh terlalu capek. Kondisi rumah yang terlalu jauh dari tempat kerja dan capeknya jadi ibu (after lahiran) seperti sekarang ini kemungkinan besar akan membuat hormon tiroidku hipo. Dan itu tidak baik buatku.

Setelah aku flasback, iya bener juga sih apa yang orang bilang. Sekarang fisikku menunjukkan gejala itu. Kadang-kadang kesadaran ini mbuatku harus berjuang untuk tidak stres tapi kadang situasi seperti ini mbuatku merasa tak berarti. Tak berarti sebagai istri dan ibu RT. Aku merasa down.  Aku kehilangan semangat.

Satu hal yang memberiku semangat untuk kuat dan bangkit lagi adalah anakku. Dia alasanku hidup dan berjuang. Dia alasanku harus survive lagi. Dia alasanku untuk Bahagia. Jika saat ini aku merasa kurang well being.. Tapi aku akan terus berjuang untuk bangkit lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAPI memang AKU RINDU

Thn 2011. nama-mu sering kali disematkan padaku dan namaku disematkan pada-mu Tak heran.. karna memang kita selalu bersama, bag sepasang sendal jepit atau bag kertas dan pena. kita saling melengkapi. kadang sama-sama jelek dan sama-sama bagus. kadang saling meninggalkan namun tak lupa pulang dan saling mencari. kita pernah bergumul dalam lumpur, berkubang dalam debu bersama, Berteriak bersama, tertawa ngakak walau tanpa alasan. Kita bersama.. Saling menguatkan meski sering tak sejalan. Pertengkaran kita bagaikan perang saudara, seakan tak pernah akan akur lagi. Namun setelah sesi diam yang tak pasti waktunya, kita "bicara" lagi dan berpelukan lagi Ah.. sebenarnya aku ingin lupa denganmu. sebenarnya aku ingin lari dari hadapanmu sebenarnya aku ingin tak bertemu denganmu lagi. TAPI AKU RINDU.. Mungkinkah kedatanganmu dalam mimpiku.. ...untuk memegang tanganku lagi? ...hendak menepuk-nepuk bahuku? ... hendak memberi hati dan telingamu dan terisak lalu tertaw

Cukup, Sampai di Sini Saja......

Senja ini, saat mentari kembali keperaduannya, udarapun semakin dingin. Dari pada segera tertidur, aku memilih untuk merenungkan kembali perjalanan hidupku, ingin mengenang dan bersyukur atas pengalaman dan cinta yang kuterima dari keluargaku. Alunan biola yang terdengar merdu ditelinga, membawaku pada dua anak kecil berusia 4-5 tahun, Dera dan Gina, adiknya. Mereka bermain peran anak-anakan. Bermain di pertukangan karena tak diijinkan main diluar, bermain disamping ayahnya yang sedang membuat kecapi. Dera menggendong anak yang dibentuknya dari kain sarung, bersama Gina yang berperan menjadi tetangga. Tak terasa sudah berjam-jam dia disana. Hasrat ingin melihat dunia luar dan bermain dihalaman yang luas, menjerit minta dipenuhi. Namun ketakutan sang ayah pada Paneket (paneket = pembunuh) yang dikabarkan sedang berkeliaran diluar sana membuat sang ayah bersikeras untuk tidak membiarkan Dera bermain di luar. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka mengendap-endap keluar dari pintu

JALAN INI-KAH???

Thn 2015 Waktu itu gw sedang kuliah semester akhir, pergi ke Bali, dan bertemu sahabat. disana kusampaikan segala penat dan pergumulan batin.. termasuk pertanyaan yang bercokol di pikiranku "QUO VADIS DOMINO?" Tak sengaja, ketika bertemu sahabat, bekenalan dengan sahabat baru, sesaat. Melalui kartunya (TAROT), mulai dibaca-nya jalan panjang yang akan kulalui. namun suaranya sayup, tak terdengar jelas di ingatanku, meski terdengar jelas di telingaku. Ketika jalan yang diramalkannya itu kulalui, saat itu pula terhenyak dengan jelasnya suara-nya yg waktu itu menghilang di antara deburan ombak. "Semua baik, kecuali 2 titik yang akan sangat terjal dalam perjalananmu" menyadari hal ini, pertanyaan baru muncul lagi "INIKAH YG NAMANYA TAKDIR?" mengapa bisa persis seperti yang diramalkan? apakah Usaha dan Doa tak ada pengaruhnya? Semoga aku dikarunia-i hati dan pikiran yang hening dan bening agar dapat memahami maksud-Nya yang sering kali menjadi