Langsung ke konten utama

Terima Kasih ...........

Selasa, 1 November 2016.

Sore ini, seperti biasa pkl 17:00 WIB teng go alias jam 5 teng aku langsung go home. Biasanya aku numpang sama F, R atau A yang arah pulangnya kebetulan searah denganku. Hari ini sudah janjian pulang numpang sama pak R. kalo sama F dan A pulangnya selalu teng go. Hari ini sama R juga pulang teng go sih tapi aku nunggu lama banget rasanya. Tepat 17 menit aku nunggu di depan tapi ngga datang-datang. Agak kesal sih tapi yang namanya nebeng apa hakku untuk kesal. karna kadung janjian, aku tunggu aja. Tapi kalo sampai pkl 17:20 belum datang ya sudahlah aku naik Grab aja.
sambil nunggu aku mulai membuka aplikasi Grab sambil siap siap order. Sialnya aplikasinya ngga buka buka. sebenarnya yang problem bukan aplikasinya sih, tapi HPku yang kalo orang buru buru selalu jadi SUPER LOLA. Kegelisahan dan kekesalan hati makin menjadi. Kepengen ngelempar nih HP. Tapi kucoba untuk menyadari perasaanku dan mencoba tenang. Syukur pada Allah, hatiku menjadi tenang dan relaks. DAN akhirnya jadi pulang nebeng R.

Terima kasih-ku ini kuungkapkan pada

  1. R yang memberiku tumpangan dan dengan pengalaman menggerutu ini aku belajar menyadari situasi hatiku lagi dan belajar mengendalikan hati yang gerah. 
  2. Terima kasihku pada-Mu Penguasa alam semesta. Yang mengatur segala sesuatu dan mengajar hatiku menjadi tenang, yang memberiku hati yang bening.
Cerita ini belum selesai. Dalam perjalanan, ada seseorang (sesama pengendara motor) mendekat dan berteriak "mba... mba... tasnya ditutup tuh, takutnya dompetnya jatuh". Setelah mengucapkan terima kasih, aku melihat tasku memang terbuka lebar dan sebenarnya kalo orang itu mau dia dapat mengambil dompetku dengan leluasa dan cusss. Tapi dia tidak melakukan itu. Dia malah mengingatkanku.

Terima kasih lagi

  1. Pada orang yang berbaik hati dengan teriakannya
  2. Pada-Mu yang tinggal dihati orang itu.
Sekali lagi, kututup hari ini dengan TERIMA KASIH, TERIMA KASIH...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAPI memang AKU RINDU

Thn 2011. nama-mu sering kali disematkan padaku dan namaku disematkan pada-mu Tak heran.. karna memang kita selalu bersama, bag sepasang sendal jepit atau bag kertas dan pena. kita saling melengkapi. kadang sama-sama jelek dan sama-sama bagus. kadang saling meninggalkan namun tak lupa pulang dan saling mencari. kita pernah bergumul dalam lumpur, berkubang dalam debu bersama, Berteriak bersama, tertawa ngakak walau tanpa alasan. Kita bersama.. Saling menguatkan meski sering tak sejalan. Pertengkaran kita bagaikan perang saudara, seakan tak pernah akan akur lagi. Namun setelah sesi diam yang tak pasti waktunya, kita "bicara" lagi dan berpelukan lagi Ah.. sebenarnya aku ingin lupa denganmu. sebenarnya aku ingin lari dari hadapanmu sebenarnya aku ingin tak bertemu denganmu lagi. TAPI AKU RINDU.. Mungkinkah kedatanganmu dalam mimpiku.. ...untuk memegang tanganku lagi? ...hendak menepuk-nepuk bahuku? ... hendak memberi hati dan telingamu dan terisak lalu tertaw

Cukup, Sampai di Sini Saja......

Senja ini, saat mentari kembali keperaduannya, udarapun semakin dingin. Dari pada segera tertidur, aku memilih untuk merenungkan kembali perjalanan hidupku, ingin mengenang dan bersyukur atas pengalaman dan cinta yang kuterima dari keluargaku. Alunan biola yang terdengar merdu ditelinga, membawaku pada dua anak kecil berusia 4-5 tahun, Dera dan Gina, adiknya. Mereka bermain peran anak-anakan. Bermain di pertukangan karena tak diijinkan main diluar, bermain disamping ayahnya yang sedang membuat kecapi. Dera menggendong anak yang dibentuknya dari kain sarung, bersama Gina yang berperan menjadi tetangga. Tak terasa sudah berjam-jam dia disana. Hasrat ingin melihat dunia luar dan bermain dihalaman yang luas, menjerit minta dipenuhi. Namun ketakutan sang ayah pada Paneket (paneket = pembunuh) yang dikabarkan sedang berkeliaran diluar sana membuat sang ayah bersikeras untuk tidak membiarkan Dera bermain di luar. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka mengendap-endap keluar dari pintu

JALAN INI-KAH???

Thn 2015 Waktu itu gw sedang kuliah semester akhir, pergi ke Bali, dan bertemu sahabat. disana kusampaikan segala penat dan pergumulan batin.. termasuk pertanyaan yang bercokol di pikiranku "QUO VADIS DOMINO?" Tak sengaja, ketika bertemu sahabat, bekenalan dengan sahabat baru, sesaat. Melalui kartunya (TAROT), mulai dibaca-nya jalan panjang yang akan kulalui. namun suaranya sayup, tak terdengar jelas di ingatanku, meski terdengar jelas di telingaku. Ketika jalan yang diramalkannya itu kulalui, saat itu pula terhenyak dengan jelasnya suara-nya yg waktu itu menghilang di antara deburan ombak. "Semua baik, kecuali 2 titik yang akan sangat terjal dalam perjalananmu" menyadari hal ini, pertanyaan baru muncul lagi "INIKAH YG NAMANYA TAKDIR?" mengapa bisa persis seperti yang diramalkan? apakah Usaha dan Doa tak ada pengaruhnya? Semoga aku dikarunia-i hati dan pikiran yang hening dan bening agar dapat memahami maksud-Nya yang sering kali menjadi