Suatu kali, ada konflik antara aku dan salah seorang kawan. Ada satu hal yang membuatnya sangat marah. Padahal menurutku, itu hanya sebuah hal sepele yang bisa saja dibicarakan dengan baik. Soal meletakkan barang.
"lho.. jadi ini punyamu??? apa maksudmu?" tanyanya dengan nada tinggi, ketika aku sempat lewat dari tempat mencuci piring.
"oh iya itu barangku" sahutku dengan tenang.
Aku tak tahu kalau ternyata situasinya panas seperti itu dan menurutku dia "ngamuk". Jujur aku ngerasa marah dan terkejut dengan reaksi itu. dia ngomel dan tidak berbicara dengan-ku, maksudnya dia ngomel sendiri tetapi tidak mengarahkan ucapan itu langsung padaku. ini yang membuatku juga sangat marah meski aku sadar bahwa soal meletakkan barang itu adalah salahku. aku merespons namun sama seperti dia tak alngsung kedia.
Setelah kejadian pagi itu... aku berusaha untuk refleksi, berdialog antara hati, budi dan perasaanku "ya.. aku memang salah dan tidak masalah dia memberitahu kesalahanku, agar ada perbaikan lain waktu. Tapi aku juga merasa sangat marah dengan "cara" (marah-marah dan ngomong tidak langsung ke aku).
Dalam diamku aku datang pada seorang yang netral yaitu sang sahabat yaitu diriku sendiri dan seluruh aspek diriku, bersama Dia, di sebuah puri, membicarakan hal ini dengan mereka, mengobati hati yang luka dan marah dalam proses "Letting Go".
Saat itu sepi yang mengganjal membawaku pada sebuah pemandangan hidup, pengalaman bersama seorang sahabat lain yg pernah hadir dalam hidupku, Ren. Bersamanya kualami indahnya hidup, bersamanya kutemukan sebuah perjalanan penuh makna "persahabatan dan pertengkaran sportif yang membawa hidup" aku merindukan "berantem yang sportif". Yang masing-masing, baik dia maupun aku, bertemu dalam pertengkaran yang saling mendengarkan. Meski itu sakit, meski telinga tak ingin mendengarkan suaraku, meski tak ingin mendengarkan suaranya dan melihat wajahnya, namun baik dia maupun aku tetap duduk dan membuka telinga dan hati. Satu persatu kita punya giliran bicara dan tetap mendengarkan.
Sebab.... ketika masalah tak selesai dan kita masing-masing "Ngomel sekeras baja atau seluas samudra" itu seperti luka bakar yang diedel2 tapi tak diberi apa-apa,. Yang ada adalah luka dan menjadi borok. Berbicara, (berantem dengan sportif) itu sama dengan Operasi, luka dan borok itu diedel-edel untuk mengobati hingga tak berbekas atau bahkan mungkin akan lebih bagus dari sebelum luka.
Sebab.... ketika masalah tak selesai dan kita masing-masing "Ngomel sekeras baja atau seluas samudra" itu seperti luka bakar yang diedel2 tapi tak diberi apa-apa,. Yang ada adalah luka dan menjadi borok. Berbicara, (berantem dengan sportif) itu sama dengan Operasi, luka dan borok itu diedel-edel untuk mengobati hingga tak berbekas atau bahkan mungkin akan lebih bagus dari sebelum luka.
Ternyata "BERANTEM dengan SPORTIF itu MEMBEBASKAN dan MENGHIDUPKAN"
aku merindukannya. and I'll try it again :D
Honey Babey.... Thank u
Letting Go for Freedom and Life |
Komentar
Posting Komentar