Langsung ke konten utama

SAHABAT..........

 
3 Tahun lalu
Sahabat....
Mungkin kamu masih ingat dan aku yakin kamu pasti ingat
Beberapa kali kamu mendapat sms dari nomor tak dikenal dan tak mau di kenal. atau mendapat satu email yang dikirim seperti orang nyasar. aku heran kenapa kamu tak pernah curiga (sebelumnya).
untuk itu semua aku ingin bercerita. aku dalang dibalik semua itu, yang mencoba mencari suatu kepastian diantara keraguanku.
          Ceritanya panjang sahabat. begini ceritanya... awalnya aku sangat bahagia ketika aku tahu bahwa aku memiliki sahabat yang mencintaiku apa adanya dan aku sangat mencintai sahabatku itu, sangat. Namun aku menjadi takut kehilangan dia ketika aku tahu bahwa dia lebih senang jika orang menganggap aku sama dia pacaran. Jujur aku tak ingin sedikitpun mengubah status persahabatan itu sehingga setiap kali berjumpa rasanya aku dikejar-kejar rasa itu, karena aku yakin, SEKALI AKU MAU MENGUBAH STATUS ITU, SAHABATKU PASTI HILANG. Bulan juli 2009 saat libur bersama kuputuskan untuk mengubah status itu dan saat itu juga hilang sahabatku. dia menjadi seperti orang asing bagiku, yang kadang seperti orang yang tak pernah kenal sama sekali.
          Tapi kamu meyakinkanku bahwa cinta itu akan tetap menjadi milikku, namun rasa ini tak bisa dibohongin. Aku merasa kamu menghindar. Maka kucari berbagai cara untuk mencari tahu apa yang sebenarnya kamu pikirkan tentang aku. Ternyata pikiranmu sama saja dengan orang lain, sama sekali tak ada bedanya.
           Walau ku tak mau, tapi aku juga tak mampu menghindar, aku merasa sangat kecewa dengan semua itu, rasa sakit di fisikku tak sesakit hatiku. Aku bergulat menerima semua itu. Persahabatan yang kujaga dan kubanggakan selama hampir 20 tahun hilang sekejap, tak ada bekas. Pelan, kucoba memaafkan, maka aku tetap ingin tahu keadaan sahabatku sambil selalu berdoa baginya karena aku hanya ingin yang terbaik baginya, karena aku ingin ia mencapai cita-citamu. Kucari jalan untuk itu walau lewat SMS gelap. Kini kusadari, sepertinya aku harus merelakan semua berlalu apa adanya, kamu punya dunia sendiri sama seperti aku juga punya dunia sendiri. Saat ini aku hanya ingin mengakui akulah dalang dibalik semua SMS gelap itu, MAAFKAN aku. Mungkin kamu marah merasa dibohongin makanya aku minta maaf.
Selama 6 bulan terakhir aku hanya ingin mengucapkan TERIMA KASIH BANYAK buat sahabatku, yang sangat berjasa selama lebih dari setengah usiaku, tapi aku tak pernah sanggup. Sahabat.. TERIMA KASIH UNTUK SEMUANYA dan SAMPAI DISINI SAJA, jika memang kamu merasa terganggu dengan kehadiranku. Aku akan tetap berjuang untuk cita-citaku sampai DIA berkata lain. SAHABATKU....SELAMAT BERJUANG tuk menggapai impian-mu.
         
           (3 Tahun setelah 3tahun lalu. tahun ini)
         Setiap hari aku tak pernah berhenti berdoa untuk sahabatku. meski aku merasa dia jauh dan sudah tak berniat melanjutkan persahabatan itu denganku. Aku menyadari bahwa pengalaman dan dukunganmu selama hampir 20 tahun dalam hidupku, sangat berarti buatku. pengalaman bersamamu sekian lama juga membentuk aku menjadi seperti sekarang ini, maka tak mudah bagiku berpaling darimu, dan aku memang tak berniat untuk itu. namun aku harus menahan diri, karena aku juga tak ingin mengganggumu dengan kehadiranku, meski aku sangat rindu untuk bersua atau sekedar sharing dengan-mu. kuurungkan semua itu, kujadikan catatan dalam buku harianku. aku tak tahu apakah aku harus mengungkapkan ini pada-mu, namun nyatanya memang sampai saat ini kupilih untuk memendamnya saja, sendiri.
         Senin, 31 Oktober 2011. adalah hari bersejarah untuk sahabatku. hari ini  dititahbiskan menjadi Imam. saat Kasula dan Stola dikenakan padamu, aku bergumam tanpa sengaja "...AKHIRNYA...", maksudku adalah "akhirnya Cita-cita yang kamu perjuangkan selama ini, kini sudah ada ditanganmu Ndud". aku merasa sangat bahagia dan terharu meyaksikan semua ini. lagu yang mengiringi saat pentahbisannya membawaku pada flashback kenangan perjalanan panjang perjuangan yang selama ini kita lalui bersama, dalam mengarungi hidup dan perjuangan mencapai impian kita bersama, kini sudah ada ditanganmu. dalam rasa bahagia itu juga ada rasa lega, "purna sudah tugasku mendampingi perjuanganmu" namun aku sadar bahwa menjadi imam bukan hal yang mudah, maka tugas lain yg baru juga menantiku "Berdoa untuk-mu dalam menjalani tugas perutusan itu" ya akan kudoakan.
        Aku menarik nafas panjang ketika tempat perutusan-mu yang baru dibacakan, Amerika Sentra. tempat yang sangat jauh. apakah tempat yang jauh, sejauh itu juga akan membawamu jauh dariku? hm.... mengapa aku menjadi ragu dengan kesetiaanmu dalam persahabatan kita... meski berulang kali kamu mengatakan bahwa kamu tetep setia, mengapa aku sulit tuk percaya? aku tak tahu... yang ku tahu adalah jarak yang cukup dekat saja tak pernah ada kontak atau usahamu lagi untuk berkomunikasi denganku, selama tiga tahun aku yang selalu mencari cara untuk mencari-mu dan aku anggap itu sebagai jawaban bahwa kamu memang sudah tidak betah di rumah persahabatan kita.
        Hari ini, hari Senin, aku menghadiri pestamu meski harus mengorbankan banyak. sebagai ungkapan syukur dan bahagiaku bersama SAHABATKU. Hm... ternyata... hujan lokal turun juga akhirnya, ketika berkat pertama ku terima dari-mu. terima kasih. selamat berjuang bersama barisan umat Allah.
         Seusai perayaan kuberanikan diri untuk memberi selamat pada-mu. tanggapanmu sangat biasa, seperti orang yang tidak saling mengenal. ku pikir itu hanya karena masih sangat sibuk nyalami yang lain namun sampai hari ini tak ada tanda bahwa masih ada bekas persahabatan sekian lama. So selamat jalan SAHABAT-ku, aku pasti akan mendoakan-mu, SELALU, sampai aku tak bisa berdoa lagi. selamat berjuang. GBU. SAHABAT-ku, HOLONG ni ROHA-ki nian mambaen rohakki mansai borat mangingot jala paluahon ho. Horas Jala Gabe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan setahun, tahun lalu- hingga tanggal ini tahun ini

     Genap setahun aku menjalani hidup ini, di dunia yang berbeda dengan yang sebelumnya. Jika harus menyimpulkan dengan satu kata aku mengalami masa setahun ini dengan masa galau tingkat tinggi. Kegalauan ini terutama berkaitan dengan pengalaman perjalanan hati di dua periode. Periode pertama dan kedua sama-sama mengenaskan. Periode pertama ceritanya begini. Kusadari bahwa ada rasa cinta pada seseorang. Jiwa dan raga, seluruhnya terarah padanya. Namun ternyata aku hanya berbicara pada telinga yang tertutup, hati yang beku dan bisu. Aku berteriak pada batu karang. Pintu yang kuketuk ngga ada penghuninya, namun hatiku masih bilang “ia ada dirumah, ia hanya belum dengar suaraku” namun semakin keras memanggil, semakin kuat pintu itu terkunci. Suaraku akhirnya parau dan aku kehabisan tenaga, lelah jiwa dan raga. Seperti anak-anak, yang memanggil-manggil mamanya, namun tak didengar, aku sedih, marah dan berontak. Semua kuanggap sampah dan tak berarti. Tak ada harapan, ...

Perjalanan II

29 Juni 2014. Karna baru bisa tidur setelah subuh, maka hari ini Icha bangun siang. Waktu telah menunjukkan pukul 09:30 WIB, saat Icha terjaga dari tidurnya. Mungkin jika telephone selulernya tak berbunyi ia masih terlelap dalam tidurnya. Untung hari ini adalah hari libur jadi bangun siang tak jadi soal. Setelah menyegarkan diri dengan mandi dan minum susu segelas, Icha berniat hendak meditasi. Diambilnya sikap duduk yang enak dan mulai menjelajah di-alam kesadaran yang dalam (meditasi). Ketika nafas telah tenang, mata terpejam, dipersilahkannya sang Khalik berbicara. Namun ia terperanjat ketika peristiwa yang membangunkannya dari tidur tadi malam, ternyata hadir kembali dengan nyata dalam peziarahannya siang ini. Setelah ditanyakannya pada ruang batin, ia dibawa kembali pada rasa takutnya pada peristiwa mencekam dihari sebelumnya. Dan……… lalu gelap. Perlahan Icha membuka mata, diakhirinya meditasi siang ini. Ia mulai memasak dan bergegas hendak ke gereja.   Sekem...

Pejalanan III

1 Juli 2014 Semesta.. aku ingin bercerita tentang perjalanan hari ini. Tadi malam aku bermimpi lagi. Dalam mimpi itu ada adegan yang temanya “mau kondangan”. Ada mama, adekku (mama Togi), ka Puninta dan beberapa keluarga dekat lainnya. Kami semua sedang berkemas, dandan, mau pergi kondangan. Bajunya warna dominan hijau, warna yang aku suka. Dandananku sangat sederhana namun aku suka. Sedangkan yang lainnya termasuk mama, semuanya dengan polesan bedak yang lumayan tebal, tapi pucat, sampai aku agak-agak kesulitan untuk mengenali mereka. “sebentar… aku coba ngeliat kalian satu persatu dulu, biar ntar aku bisa ngenalin kalian satu persatu” ujarku sambil tertawa namun serius. Tiba-tiba ketika acara dandan masih berlangsung, hujan deras turun dan aku harus naik perahu untuk pergi kesuatu tempat, mencari sesuatu (bekal perjalanan, kurang jelas apa itu), setelah itu kembali lagi ketempat mama dan yang lainnya, dan mereka masih disana. Lalu kami berangkat dengan kendaraan, ngga jelas ...