Langsung ke konten utama

LELAH




·       Perjalanan ini melelahkan. Ya,  Lelah.
·         Sampai pada detik ini, aku merasa kelelahan yang timbul dalam dada semakin mendesak. Pekat laksana kabut asap di Pekanbaru dan semakin gelap karna tak ada hujan yang menggerus polusinya. Hingga hari ini kurasa sebagai puncak atau mungkin perjalanan menuju puncak kelelahan itu. ------------------------. Cerita lain.
·         Begini. Aku merasa tak ada baiknya. Awalnya aku merasa menjadi diriku sendiri. Diri yang kukenal, diri yang hidup dengan prinsip hidup yang beberapa kuyakini benar namun beberapa kuyakini sudah melenceng dari jalan yang kuyakini sebagai kebaikan. Namun seluruh pengenalanku tentang diriku seakan ambruk dan aku tak satupun hal yang kuyakini sebagai kebaikan itu ternyata baik dihadapan-mu. Berhadapan denganmu membuatku merasa sangat tak dipahami. Yang ada adalah pendapat sendiri yang dijadikan patokan sebagai kebenaran tentang aku, seakan-akan kamu yang bener2 mengenalku dan ternyata selama ini aku nggak mengenal diriku. Ya, seakan-akan aku nggak ngenal diriku sendiri. Dan tak ada baiknya aku dihadapanmu.
·         Merasa menjadi orang bodoh sedunia.
·         Berbicara tentang pendapat dan tentang cara hidup, lagi-lagi aku merasa nggak ada benernya diriku dihadapan-mu. Pilihan-pilihan yang kubuat seakan merupakan sebuah kesalahan dan itu semua perlu diubah, menurutmu. Caraku bergaul dengan orang, caraku berbicara dan caraku berpikir, seakan tak ada baiknya dan perlu diubah jika ingin menjadi lebih baik. Setidaknya demikian yang aku pahami, demikian yang aku rasa. “Rasa" ngga pernah bohong, “rasa” itu netral dan sejauh ini aku merasa bahwa pilihan yang aku buat seakan ngga ada benernya dihadapanmu.
·         Hal lain. Aku adalah seseorang seperti yang kamu curigai (?).
·         Kadang aku merasa lelah untuk berbicara. Sometimes kupilih rasanya lebih baik diam daripada memberi penjelasan atau mengatakan yang menurutku adalah yang sebenarnya. Kamu curiga aku begini, curiga aku begitu, curiga aku seperti ini dan curiga aku seperti itu. kamu mencurigaiku untuk sesuatu yang ngga aku lakukan. Kadang aku tergoda untuk justru melakukan seperti yang kamu curigai, melakukan seperti yang kamu pikirkan dan melakukan seperti yang kamu pandang (tentang diriku) tapi apa baiknya untukku. Marah sih, namun lagi-lagi aku juga nggak tahu apa aku bener atau justru mungkin memang aku salah. Intinya, dihadapanmu, seluruh nilai yang kuyakini dan kuhidupi ambruk dan aku takut jika akhirnya aku akan merasa dan memandang diriku seperti “nilai” yang kamu lekatkan padaku. Kadang aku merasa takut jika pada akhirnya, pikiran/penilaianmu tentang aku dan kecurigaan yang kamu yakini sebagai sebuah kebenaran itu akan merusak segalanya. Akhir kata, aku merasa lelah dan kadang ingin mundur dari semua ini. Bukan untuk mencari yang sebelumnya aku cari, namun justru untuk menutup cerita dan nggak akan mengawali apapun, meski ngga membuka cerita barupun adalah sebuah awal dari cerita tak berlanjut.
·         Jadi ada dua kesimpulan dari sekian cerita: pertama aku merasa lelah, kedua aku merasa ngga ada baiknya, ngga ada benernya. Jika ingin lebih baik kamu harus belajar untuk mengubah pilihan-pilihanmu, Mur! Benarkah?.
Lelah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan setahun, tahun lalu- hingga tanggal ini tahun ini

     Genap setahun aku menjalani hidup ini, di dunia yang berbeda dengan yang sebelumnya. Jika harus menyimpulkan dengan satu kata aku mengalami masa setahun ini dengan masa galau tingkat tinggi. Kegalauan ini terutama berkaitan dengan pengalaman perjalanan hati di dua periode. Periode pertama dan kedua sama-sama mengenaskan. Periode pertama ceritanya begini. Kusadari bahwa ada rasa cinta pada seseorang. Jiwa dan raga, seluruhnya terarah padanya. Namun ternyata aku hanya berbicara pada telinga yang tertutup, hati yang beku dan bisu. Aku berteriak pada batu karang. Pintu yang kuketuk ngga ada penghuninya, namun hatiku masih bilang “ia ada dirumah, ia hanya belum dengar suaraku” namun semakin keras memanggil, semakin kuat pintu itu terkunci. Suaraku akhirnya parau dan aku kehabisan tenaga, lelah jiwa dan raga. Seperti anak-anak, yang memanggil-manggil mamanya, namun tak didengar, aku sedih, marah dan berontak. Semua kuanggap sampah dan tak berarti. Tak ada harapan, ...

Perjalanan II

29 Juni 2014. Karna baru bisa tidur setelah subuh, maka hari ini Icha bangun siang. Waktu telah menunjukkan pukul 09:30 WIB, saat Icha terjaga dari tidurnya. Mungkin jika telephone selulernya tak berbunyi ia masih terlelap dalam tidurnya. Untung hari ini adalah hari libur jadi bangun siang tak jadi soal. Setelah menyegarkan diri dengan mandi dan minum susu segelas, Icha berniat hendak meditasi. Diambilnya sikap duduk yang enak dan mulai menjelajah di-alam kesadaran yang dalam (meditasi). Ketika nafas telah tenang, mata terpejam, dipersilahkannya sang Khalik berbicara. Namun ia terperanjat ketika peristiwa yang membangunkannya dari tidur tadi malam, ternyata hadir kembali dengan nyata dalam peziarahannya siang ini. Setelah ditanyakannya pada ruang batin, ia dibawa kembali pada rasa takutnya pada peristiwa mencekam dihari sebelumnya. Dan……… lalu gelap. Perlahan Icha membuka mata, diakhirinya meditasi siang ini. Ia mulai memasak dan bergegas hendak ke gereja.   Sekem...

Pejalanan III

1 Juli 2014 Semesta.. aku ingin bercerita tentang perjalanan hari ini. Tadi malam aku bermimpi lagi. Dalam mimpi itu ada adegan yang temanya “mau kondangan”. Ada mama, adekku (mama Togi), ka Puninta dan beberapa keluarga dekat lainnya. Kami semua sedang berkemas, dandan, mau pergi kondangan. Bajunya warna dominan hijau, warna yang aku suka. Dandananku sangat sederhana namun aku suka. Sedangkan yang lainnya termasuk mama, semuanya dengan polesan bedak yang lumayan tebal, tapi pucat, sampai aku agak-agak kesulitan untuk mengenali mereka. “sebentar… aku coba ngeliat kalian satu persatu dulu, biar ntar aku bisa ngenalin kalian satu persatu” ujarku sambil tertawa namun serius. Tiba-tiba ketika acara dandan masih berlangsung, hujan deras turun dan aku harus naik perahu untuk pergi kesuatu tempat, mencari sesuatu (bekal perjalanan, kurang jelas apa itu), setelah itu kembali lagi ketempat mama dan yang lainnya, dan mereka masih disana. Lalu kami berangkat dengan kendaraan, ngga jelas ...