Langsung ke konten utama

“GIMANA JIKA ITU TERJADI PADA-KU???”




Manusia itu memang aneh, kadang harus dipecut biar sadar. Gusti Allah itu juga kreatif, banyak cara yang Dia pake untuk nyadarin manusia.
Ckckck… Memang. :)

Selama kutinggal di jkt, banyak hal yang mengesan terekam dibenakku. Ada yang mengesan karena memang menakjubkan dan ada yang mengesan karena justru memprihatinkan. Aku ingin berbicara tentang sesuatu yang mengesan karena justru memprihatinkan. Tak jarang, dipinggiran jalan aku melihat orang yang duduk dan menanti belas kasihan. Mengemis dengan menadahkan tangan, ngamen, njajakan jualannya yang nggak laku-laku hingga akhirnya tangan-pun tertadah sambil mengangguk-angguk dengan wajah memelas memohon belas kasih dari setiap orang yang lewat. Hal lain adalah mengemis dengan pasif tanpa wajah memelas atau tangan tertadah. Ia hanya duduk atau tidur tak berdaya dengan kondisi memprihatinkan dipinggir jalan atau jembatan.
Kadang-kadang, aku berlalu begitu saja ketika kumerasa bahwa dia sebenarnya masih kuat untuk menolong dirinya, kadang memberi sedikit yang ada padaku dan setelah itu berlalu, kadang sambil berlalu aku masih membawa dia dalam pikiran dan perasaanku dan akhirnya hilang setelah beberapa ratus meter berselang. Kadang aku sungguh-sungguh memberi perhatian padanya dan membantunya.
Kalo posisi yang memprihatinkan itu terjadi pada orang lain rasanya tak terlalu berat untuk kita. But “GIMANA JIKA ITU TERJADI PADA-KU???”
Sebelumnya aku tak pernah berpikir sejauh itu karna aku merasa masih kuat dan energik. Kejadiannya berbanding terbalik ketika segalanya menjadi tak terduga.
Sabtu, 16 November 2013, naik bussway menuju Harmoni, rencananya mau ke lapangan Banteng dan sekalian mau misa di gereja Katedral juga. Dalam perjalanan tanpa kuduga perut sakit, melilit, namun masih dalam batas toleransi. Sesampai si central halte bussway segera kucari tempat duduk tuk sekedar mengumpulkan tenaga, siapa tahu akan sedikit lebih baik. Ngerasa pusing dan mual kuputuskan untuk pergi keluar dari area halte dan nyari taksi aja, balik ke kost. Tetapi kenapa tiba-tiba dunia gelap gulita justru ketika perut melilit tak tertahankan?.
Menurut cerita dari orang yang menolongku. Dia sempat ngeliatku dari jauh, terduduk dan akhirnya tertidur dibelokan jembatan halte bussway. Heran, kenapa orang-orang berlalu begitu aja. Hati nuraninya yang terusik kepingin tahu mendorongnya untuk berlari dan mencari tahu, ada apa sebenanya??? ternyata “ada seseorang tak dikenal, terkapar dipinggiran jembatan”
Panic, harus ngasih tahu kemana? Dia mencari nomor kontak terakhir yang terekam di call HP dan mencoba memberi informasi pada 3-4 nomor. Ternyata lagi… no respons, no respons dan semuanya no respons. Akhirnya dunia terang lagi dan aku kembali kedunia lagi. Syukur pada Allah. Kusyukuri segala yang ada, juga pengalaman baru, pelajaran baru “GIMANA JIKA ITU TERJADI PADA-KU???”.
Manusia itu memang aneh, kadang harus dipecut biar sadar. Gusti Allah itu juga kreatif, banyak cara yang Dia pake untuk nyadarin manusia. Ckckck… Memang. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAPI memang AKU RINDU

Thn 2011. nama-mu sering kali disematkan padaku dan namaku disematkan pada-mu Tak heran.. karna memang kita selalu bersama, bag sepasang sendal jepit atau bag kertas dan pena. kita saling melengkapi. kadang sama-sama jelek dan sama-sama bagus. kadang saling meninggalkan namun tak lupa pulang dan saling mencari. kita pernah bergumul dalam lumpur, berkubang dalam debu bersama, Berteriak bersama, tertawa ngakak walau tanpa alasan. Kita bersama.. Saling menguatkan meski sering tak sejalan. Pertengkaran kita bagaikan perang saudara, seakan tak pernah akan akur lagi. Namun setelah sesi diam yang tak pasti waktunya, kita "bicara" lagi dan berpelukan lagi Ah.. sebenarnya aku ingin lupa denganmu. sebenarnya aku ingin lari dari hadapanmu sebenarnya aku ingin tak bertemu denganmu lagi. TAPI AKU RINDU.. Mungkinkah kedatanganmu dalam mimpiku.. ...untuk memegang tanganku lagi? ...hendak menepuk-nepuk bahuku? ... hendak memberi hati dan telingamu dan terisak lalu tertaw

Cukup, Sampai di Sini Saja......

Senja ini, saat mentari kembali keperaduannya, udarapun semakin dingin. Dari pada segera tertidur, aku memilih untuk merenungkan kembali perjalanan hidupku, ingin mengenang dan bersyukur atas pengalaman dan cinta yang kuterima dari keluargaku. Alunan biola yang terdengar merdu ditelinga, membawaku pada dua anak kecil berusia 4-5 tahun, Dera dan Gina, adiknya. Mereka bermain peran anak-anakan. Bermain di pertukangan karena tak diijinkan main diluar, bermain disamping ayahnya yang sedang membuat kecapi. Dera menggendong anak yang dibentuknya dari kain sarung, bersama Gina yang berperan menjadi tetangga. Tak terasa sudah berjam-jam dia disana. Hasrat ingin melihat dunia luar dan bermain dihalaman yang luas, menjerit minta dipenuhi. Namun ketakutan sang ayah pada Paneket (paneket = pembunuh) yang dikabarkan sedang berkeliaran diluar sana membuat sang ayah bersikeras untuk tidak membiarkan Dera bermain di luar. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka mengendap-endap keluar dari pintu

JALAN INI-KAH???

Thn 2015 Waktu itu gw sedang kuliah semester akhir, pergi ke Bali, dan bertemu sahabat. disana kusampaikan segala penat dan pergumulan batin.. termasuk pertanyaan yang bercokol di pikiranku "QUO VADIS DOMINO?" Tak sengaja, ketika bertemu sahabat, bekenalan dengan sahabat baru, sesaat. Melalui kartunya (TAROT), mulai dibaca-nya jalan panjang yang akan kulalui. namun suaranya sayup, tak terdengar jelas di ingatanku, meski terdengar jelas di telingaku. Ketika jalan yang diramalkannya itu kulalui, saat itu pula terhenyak dengan jelasnya suara-nya yg waktu itu menghilang di antara deburan ombak. "Semua baik, kecuali 2 titik yang akan sangat terjal dalam perjalananmu" menyadari hal ini, pertanyaan baru muncul lagi "INIKAH YG NAMANYA TAKDIR?" mengapa bisa persis seperti yang diramalkan? apakah Usaha dan Doa tak ada pengaruhnya? Semoga aku dikarunia-i hati dan pikiran yang hening dan bening agar dapat memahami maksud-Nya yang sering kali menjadi