Langsung ke konten utama

Senja itu..........

Hari bergulir pasti menuju senja, saat aku menemuimu dalam sebuah ruangan yg tenang dan damai. kulihat seseorang duduk disebuah kursi kayu panjang, dibawah temaram lampu pijar kuning yang menggantung cukup rendah, duduk bersandar sambil tersenyum santai. satu tangan terentang disandaran kursi dan tangan kirinya memegang buku agenda diatas paha yg sengaja disilangkan. dengan kaus ungu berkerah dan celana jeans biru dia tampak santai dan eksotik. dia tersenyum dan pandangannya tak pernah lepas dariku. tatapannya yg teduh dan suasana senja yg perlahan malam membuatku berdebar namun berusaha tenang dihadapannya. posisi duduk berjauhan tampak seperti orang yg sedang mencoba untuk klarifikasi. sedikit kaku namun tetap bersahabat.
            pertemuan kuawali dengan mengungkap rasa rindu, rasa sepi yg perlahan menyeruak di dada dan pergumulanku. dia hanya tersenyum simpul tanpa kata, walau dimatanya tersirat gamblang semua yg pernah dia katakan beberapa waktu lalu.
sejenak dialog dua hati terjadi. ntah apa yg sedang mereka ungkapkan namun tampak jelas bahwa mereka berbicara secara dewaasa. prtama kupikir cuma ada mereka berdua ternyata ada PRIBADI lain yg memihak pada keduanya.
            Tak terasa beberapa waktu telah berlalu, ketiganya berbincang dalam sunyi. aku berdiri sambil berucap mantap dengan hati yg tulus
"Terima kasih untuk semuanya. hadirmu memberi aku keberanian untuk menghadapi hidup dan memandang masa depan yg tak pernah pasti, dengan bahagia."
          perlahan dia juga berdiri, masih dengan senyuman dan tatapan yg sama, mengulurkan tangannya meraihku. pelukannya hangat dan "damai", tanpa kata. dia tak memberi harapan dia juga tak membuat keputusan namun suasana tetep tenang dan damai. tangan kirinya memegang tangan kananku dan tangan kanannya memegang tangan kiriku, perlahan kulepaskan genggaman tanganku dan melangkah dengan pasti, damai.
_______________________________________________________________________________________________
            Ngiiiiingggg.......... suara nyamun dan gigitanya yg nggak kalah seru membawaku pada realita hidup dan dunia nyata.
Thanks God
Thanks........
Thanks........
ALL IS WELL

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAPI memang AKU RINDU

Thn 2011. nama-mu sering kali disematkan padaku dan namaku disematkan pada-mu Tak heran.. karna memang kita selalu bersama, bag sepasang sendal jepit atau bag kertas dan pena. kita saling melengkapi. kadang sama-sama jelek dan sama-sama bagus. kadang saling meninggalkan namun tak lupa pulang dan saling mencari. kita pernah bergumul dalam lumpur, berkubang dalam debu bersama, Berteriak bersama, tertawa ngakak walau tanpa alasan. Kita bersama.. Saling menguatkan meski sering tak sejalan. Pertengkaran kita bagaikan perang saudara, seakan tak pernah akan akur lagi. Namun setelah sesi diam yang tak pasti waktunya, kita "bicara" lagi dan berpelukan lagi Ah.. sebenarnya aku ingin lupa denganmu. sebenarnya aku ingin lari dari hadapanmu sebenarnya aku ingin tak bertemu denganmu lagi. TAPI AKU RINDU.. Mungkinkah kedatanganmu dalam mimpiku.. ...untuk memegang tanganku lagi? ...hendak menepuk-nepuk bahuku? ... hendak memberi hati dan telingamu dan terisak lalu tertaw

JALAN INI-KAH???

Thn 2015 Waktu itu gw sedang kuliah semester akhir, pergi ke Bali, dan bertemu sahabat. disana kusampaikan segala penat dan pergumulan batin.. termasuk pertanyaan yang bercokol di pikiranku "QUO VADIS DOMINO?" Tak sengaja, ketika bertemu sahabat, bekenalan dengan sahabat baru, sesaat. Melalui kartunya (TAROT), mulai dibaca-nya jalan panjang yang akan kulalui. namun suaranya sayup, tak terdengar jelas di ingatanku, meski terdengar jelas di telingaku. Ketika jalan yang diramalkannya itu kulalui, saat itu pula terhenyak dengan jelasnya suara-nya yg waktu itu menghilang di antara deburan ombak. "Semua baik, kecuali 2 titik yang akan sangat terjal dalam perjalananmu" menyadari hal ini, pertanyaan baru muncul lagi "INIKAH YG NAMANYA TAKDIR?" mengapa bisa persis seperti yang diramalkan? apakah Usaha dan Doa tak ada pengaruhnya? Semoga aku dikarunia-i hati dan pikiran yang hening dan bening agar dapat memahami maksud-Nya yang sering kali menjadi

Cukup, Sampai di Sini Saja......

Senja ini, saat mentari kembali keperaduannya, udarapun semakin dingin. Dari pada segera tertidur, aku memilih untuk merenungkan kembali perjalanan hidupku, ingin mengenang dan bersyukur atas pengalaman dan cinta yang kuterima dari keluargaku. Alunan biola yang terdengar merdu ditelinga, membawaku pada dua anak kecil berusia 4-5 tahun, Dera dan Gina, adiknya. Mereka bermain peran anak-anakan. Bermain di pertukangan karena tak diijinkan main diluar, bermain disamping ayahnya yang sedang membuat kecapi. Dera menggendong anak yang dibentuknya dari kain sarung, bersama Gina yang berperan menjadi tetangga. Tak terasa sudah berjam-jam dia disana. Hasrat ingin melihat dunia luar dan bermain dihalaman yang luas, menjerit minta dipenuhi. Namun ketakutan sang ayah pada Paneket (paneket = pembunuh) yang dikabarkan sedang berkeliaran diluar sana membuat sang ayah bersikeras untuk tidak membiarkan Dera bermain di luar. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka mengendap-endap keluar dari pintu